Postingan

TUHAN TIDAK BERTANGGUNG JAWAB MENJAGA KESEMBUHANMU

 Kepada orang di tepi kolam Betesda yang menderita lumpuh selama 38 tahun dan kini sudah disembuhkan oleh Tuhan Yesus, Tuhan Yesus berpesan: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk" (Yoh 5:14). Perhatikan, sebelum menyembuhkan, Tuhan tidak menskrining si lumpuh berdasarkan kesucian hidup dulu baru disembuhkan:  “Apakah kamu masih suka selingkuh? Apakah kamu masih korupsi? Apakah masih rajin perpuluhan? Apakah kamu rajin menjalankan 10 perintah Allah?” TIDAK. Pertanyaan Tuhan Yesus hanya satu dan simpel: "Maukah engkau sembuh?" Lantaran dia sudah 38 tahun sakit dan tidak sembuh karena kalah bersaing menjadi juara pertama terjun ke kolam itu setelah airnya diaduk-aduk oleh malaikat. Jangan-jangan sudah pupus keinginannya untuk sembuh. Syukurlah walaupun jawabannya berupa komplain, dia masih berharap sembuh, terbukti dia masih mau menunggu hingga 38 tahun. Harapan adalah saudara kandung dari iman (Ibr 1:1). Ka...

DI MANA GERANGAN KOLAM BETESDA ITU SEKARANG?

Kolam Betesda di Yerusalem memang legend . Jika suatu saat air itu tiba-tiba bergolak karena diguncangkan oleh malaikat yang sewaktu-waktu turun, maka orang yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya, siapapun dia. Ini bukan konsep teologis, bukan analogi, bukan perumpamaan dan bukan kiasan. Ini adalah mujizat real  yang umum terjadi di kolam itu dan disaksikan oleh banyak orang. Makanya di serambinya yang ada lima, berkumpullah sejumlah besar orang sakit, orang buta, timpang dan lumpuh. Mereka berlomba menjadi orang pertama terjun ke kolam itu saat airnya berguncang dan sembuh, apapun juga penyakitnya, dan siapapun dia. Karena saat air itu bergolak, aliran-aliran airnya berubah menjadi aliran-aliran air hidup yang menghidupkan sel-sel mati di tubuh si sakit yang pertama kali terjun. Sel mati di mata orang buta dihidupkan, sehingga orang buta menjadi melihat. Sel mati di kaki orang timpang dan lumpuh dihidupkan, seh...

KITA TIDAK AKAN TINGGAL DI SURGA

Tapi kita akan tinggal di Kota Yerusalem Baru yang ada di bumi, bukan di sorga. Kota mulia itu memang berasal dari surga tapi lalu turun ke bumi yang baru dan langit yang baru. Bumi yang lama bersama dengan lautnya dan langit yang lama telah lenyap . Secara geografis lokasi bumi dan langit yang baru tetap sama dengan bumi dan langit yang lama namun materialnya beda. Demikian pula Kota Yerusalem Baru. Kota ini sungguh mulia. Saking mulianya, logam yang paling mulia di bumi yang lama pun di Kota ini hanya jadi aspal jalanan.   Batu yang paling mulia di bumi yang lama pun di sini hanya jadi pondasi tembok kota. Dan yang bisa tinggal di kota mulia itu hanya mereka yang memiliki tubuh kemuliaan, tubuh kebangkitan yang mulia, seperti tubuh kebangkitan Tuhan kita, Yesus Kristus (1 Yoh 3:2). Karena Kota Yerusalem Baru adalah kota fisik, bukan kota rohani, kota spiritual ataupun kota imajiner. Juga bukan kota perumpamaan, kota kiasan atau alegoris. Sudah diukur pula secara fisik ole...
HUKUM “TABUR-TUAI” VS HUKUM “KASIH KARUNIA/ANUGERAH Secara sederhana dapat dikatakan hukum “Tabur Tuai” (TT) merupakan konsekuensi yang setimpal yang diterima oleh individu berdasarkan apa yang telah diperbuatnya. Jika seseorang berbuat baik kepada orang lain, sebagai ganjarannya ia akan memperoleh kebaikan pula, entah dari orang yang sama atau dari orang lain yang tidak ia kenal, atau mengalami keberuntungan. Demikian sebaliknya, jika ia berbuat jahat, maka ia akan menerima balasannya pula entah dari orang yang sama atau orang lain yang tidak ia kenal, atau mengalami kemalangan. Orang Kristen, yang percaya bahwa semesta raya ini adalah ciptaan Tuhan, mengimani Sang Penciptalah yang menciptakan mekanisme ini. Mekanisme itu menjadi cerminan salah satu  karakterNya yakni Allah yang Maha Adil dan Maha Kudus, selain Maha Kuasa dan Maha Kasih. Selaku Pribadi Yang Maha Adil, Tuhan terlebih dahulu memberitahu konsekuensi yang akan dialami oleh manusia jika mereka menabur kejahat...

BERBINCANG-BINCANG DENGAN ALLAH SEPERTI MUSA. BISA KAH?

Berbincang-bincang yang dimaksud di sini adalah terjalinnya komunikasi dua arah, atau dialog antara si pemberi pesan dan si penerima pesan. Orang mengirim pesan kepada Tuhan lalu ditangkap oleh Tuhan selaku penerima pesan. Lalu Tuhan mengirim pesan dan orang itu menangkap pesanNya, dst. Apakah bisa?   Sebelum menjawab ya atau tidak, marilah terlebih dahulu menelaah fenomena yang disebut “lahir baru”. Kapan orang “lahir baru”? Apa yang terjadi pada saat seseorang mengalami “kelahiran baru”? Atau apanya yang baru saat orang “lahir baru”?   Pada saat orang mengakui dengan mulut dan percaya sungguh-sungguh dalam hati bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat yang sudah mati dan bangkit untuk menebus dirinya yang adalah orang berdosa (Roma 10:9), saat itulah dia “lahir baru”.   Begitu orang mengalami “lahir baru”, tidak ujug-ujug  karakter, kehendak, pikiran dan emosinya menjadi baru. Itu proses. Tapi ada yang baru seketika itu juga dalam fenomena tersebut. Apa itu? ...

IMAN DASARNYA WAJIB SAMA, IMAN METODENYA BOLEH BERBEDA. APA MAKSUDNYA?

Perhatikan orang-orang yang sudah disembuhkan oleh Tuhan Yesus di keempat kitab Injil. Pada umumnya mereka punya iman dasar yang sama yakni Yesus mampu menyembuhkan dan Yesus mau menyembuhkan. Keduanya: yakni Yesus mampu dan Yesus mau adalah satu paket, karena tidak bisa hanya percaya Yesus mampu tetapi Yesus belum tentu mau, atau hanya percaya Yesus mau tapi belum tentu mampu. Jika satu saja tidak dipenuhi, mereka tidak sembuh. Jika mereka yakin Yesus mau tapi belum tentu mampu, itu seperti orang-orang sekampung Tuhan Yesus yang tidak mau datang karena tidak percaya Yesus mampu lantaran mereka tahunya selama ini Yesus adalah tukang kayu. Datang saja tidak mau bagaimana bisa disembuhkan? (Mat 13: 54-58). Jika mereka hanya yakin Yesus mampu saja tapi belum tentu mau, alias tidak yakin Yesus bersedia sembuhkan mereka, mereka tentu tidak akan datang lalu dengan lantang, terus terang, tidak ragu dan tidak malu-malu meminta Yesus untuk menyembuhkan diri mereka atau yang sakit. Sika...

- TUHAN BERDAULAT UNTUK MENYEMBUHKAN ATAU TIDAK MENYEMBUHKAN ANDA. BENARKAH?

+ Benar dong. Tuhan adalah pribadi mandiri. Secara hukum Anda tidak bisa memaksa Dia menyembuhkan atau tidak menyembuhkan Anda. Selaku ciptaan, Anda tidak berkuasa sedikitpun untuk mempengaruhi Sang Pencipta agar menyembuhkan atau tidak menyembuhkan Anda.    - Jadi Tuhan belum tentu mau menyembuhkan saya?   + Anda katakan “belum tentu mau”, berarti Anda bicara tentang “kemauan” atau “kehendak”. Itu aspek yang sama sekali berbeda. Kita tidak lagi bicara legalitas atau power  sekarang tetapi bicara relationship  antara Anda dan Tuhan. - Bisa diperjelas maksudnya “relationship”? + Apa panggilan kepada Tuhan bagi Anda menurut Tuhan Yesus, “Bapa” bukan? Bapa Sorgawi mau atau berkehendak menyembuhkan Anda atau tidak mau , apakah Anda tahu? - Tidak. + Anda anakNya, bukan? Kalo Anda anakNya masak tidak tahu isi hati Bapanya sendiri. - Jadi Bapa sudah pasti mau menyembuhkan saya yang sakit? + Apakah ada seorang bapak di dunia ini yang saat melihat anaknya ...