KITA TIDAK AKAN TINGGAL DI SURGA
Tapi kita akan tinggal di Kota Yerusalem Baru yang ada di bumi, bukan di sorga. Kota mulia itu memang berasal dari surga tapi lalu turun ke bumi yang baru dan langit yang baru. Bumi yang lama bersama dengan lautnya dan langit yang lama telah lenyap.
Secara geografis lokasi bumi dan langit yang baru tetap sama dengan bumi dan langit yang lama namun materialnya beda. Demikian pula Kota Yerusalem Baru. Kota ini sungguh mulia. Saking mulianya, logam yang paling mulia di bumi yang lama pun di Kota ini hanya jadi aspal jalanan.
Karena Kota Yerusalem Baru adalah kota fisik, bukan kota rohani, kota spiritual ataupun kota imajiner. Juga bukan kota perumpamaan, kota kiasan atau alegoris. Sudah diukur pula secara fisik oleh malaikat menurut ukuran manusia, panjangnya 12.000 stadia atau 2.200 km demikian pula lebarnya sama.
Tidak ada kereta cepat atau bus Transjakarta, tidak ada pula mobil listrik. Tapi berkat tubuh kebangkitan yang mulia, penduduknya bisa menjangkau lokasi dari ujung ke ujung kota dalam sekejap.
Tidak ada pesawat terbang, helikopter atau drone, tapi berkat tubuh kebangkitan, hanya dalam hitungan detik penduduknya bisa menjangkau puncak tertinggi dari kota itu yang tingginya mencapai jarak yang sama dengan panjang dan lebarnya, yakni 2.200 km. Karena kota itu berbentuk kubus.
Jangankan
dinas Penerangan Jalan Umum, matahari dan bulan pun tidak diperlukan lagi,
karena kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba adalah lampunya. Sehingga
malam pun tidak ada lagi.
Yang ada hanya siang, siang dan siang, sehingga Kota Yerusalem
Baru menjadi the real city that never
sleeps dengan berbagai aktivitasnya yang sedemikian banyaknya layaknya sebuah kota metropolitan.
Sayang Anda tidak bisa ke gereja, karena di sana memang tidak ada gereja. Bukan karena ijinnya sulit didapat tapi lantaran Tuhan sendiri adalah gerejanya. Sehingga semua penduduknya akan beribadah langsung kepadaNya di hadapan tahtaNya. Mereka akan memandang wajahNya, muka dengan muka.
Karena Bapa Sorgawi
dan Tuhan Yesus tidak lagi tinggal di sorga. Bapa dan Tuhan Yesus meninggalkan
sorga, turun ke bumi karena
akan diam bersama-sama dengan mereka di Kota Yerusalem Baru.
Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Tahta Tuhan dan umatNya
sama-sama ada di satu lokasi, yakni di kota itu selama-lamanya, di bumi.
Jadi tawanlah imajinasi yang disodorkan
dunia (2 Kor 5:10) bahwa suatu saat manusia
akan pindah ke planet Mars atau ke tempat lain. Tuhan Yesus Sang Alfa dan Omega
sudah menetapkan bahwa lokasi manusia tetap di bumi, di kota Yerusalem Baru, di
langit dan bumi yang baru, selama-lamanya.
Dan
FirmanNya kekal. Bumi dan langit akan berlalu, tapi FirmanNya tidak akan
berlalu (Mat 24:35).
Di sana
tidak ada maut, karena maut dan bestinya, yakni kerajaan maut sudah dilemparkan
ke dalam lautan api yang menyala-nyala. Jadi jangan kuatir akan sakit-penyakit,
lantaran sakit merupakan maut dalam fase dini, sedangkan maut sudah tidak ada lagi. Kutuk
pun tidak ada lagi.
Anda hidup sehat, kekal tidak bisa mati. Ada pohon kehidupan yang dulu pernah
dijaga oleh kerub agar buahnya jangan dimakan orang (Kej 3:24) tetapi kini
daunnya dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita. Itu cerita lama yang tidak akan pernah ada lagi. Yang ada hanya sukacita, damai sejahtera, kebaikan, kemurahan, semangat, syukur, hormat, pujian dan penyembahan, serta kasih.
Penduduk Kota
Yerusalem Baru tetap menikmati anugerah kasihNya yang luar biasa selamanya. Karena walaupun kini nubuat sudah berakhir, bahasa roh sudah berhenti, pengetahuan
sudah lenyap tapi kasih tidak berkesudahan (1 Kor 13:8).
Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua” (Wah 20, 21, 22).
GBU.
Komentar
Posting Komentar