DI MANA GERANGAN KOLAM BETESDA ITU SEKARANG?
Kolam Betesda di Yerusalem memang legend. Jika suatu saat air itu tiba-tiba bergolak karena diguncangkan oleh malaikat yang sewaktu-waktu turun, maka orang yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya, siapapun dia.
Ini bukan
konsep teologis, bukan analogi, bukan perumpamaan dan bukan kiasan. Ini adalah mujizat
real yang umum terjadi di kolam itu
dan disaksikan oleh banyak orang. Makanya di serambinya yang ada lima, berkumpullah
sejumlah besar orang sakit, orang buta, timpang dan lumpuh.
Mereka berlomba menjadi orang pertama terjun ke kolam itu saat airnya
berguncang dan sembuh, apapun juga penyakitnya, dan siapapun dia. Karena saat
air itu bergolak, aliran-aliran airnya berubah menjadi aliran-aliran air hidup
yang menghidupkan sel-sel mati di tubuh si sakit yang pertama kali terjun.
Sel mati di mata orang buta dihidupkan, sehingga orang buta menjadi melihat. Sel mati di kaki orang timpang dan lumpuh dihidupkan, sehingga orang itu bisa berjalan. Sel ganas pembawa kematian di tubuh penderita kanker dihancurkan, sehingga orang itu bebas dari kankernya.
Kolam itu
menjadi berkat.Tapi sekaligus menyisakan masalah. Ada orang yang sudah 38 tahun
menunggu di tepi kolam dan tidak sembuh. Bukan karena tidak layak untuk disembuhkan,
tapi hanya gara-gara kalah bersaing dengan sesama yang sakit.
Karena Kolam Betesda tidak peduli. Apakah bocil atau dewasa, janda atau saudagar
kaya, pendeta atau mafia, pokoknya yang pertama terjun setelah air bergolak, dia
sembuh. Tidak pernah Kolam Betesda mensyaratkan moral, kesucian hidup atau
ketaatan terhadap Taurat.
Karena Kolam Betesda tidak kenal kompromi: siapapun dia, asal dia juara
pertama, dia sembuh.
Ini bikin si lumpuh 38 tahun termangu merana. Penantiannya menjadi sia-sia. Karena sering dia melihat orang lain merdeka dari penyakitnya, tapi baginya kesembuhan hanya utopia. Lantaran tidak ada orang yang membantu menggotongnya.
Puji Syukur dia bertemu Yesus, Firman Allah yang menjadi manusia sama seperti kita (Fil 2:7). Dialah “Kolam Betesda” yang sesungguhnya. Karena Yesus datang untuk membebaskan orang yang ditawan dan ditindas oleh sakit penyakit, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang (Luk 4:19).
Ini bukan
konsep teologis, bukan analogi, bukan perumpamaan dan bukan kiasan. Ini adalah mujizat
real yang umum terjadi yakni orang
disembuhkan oleh Yesus dan disaksikan banyak orang. Dan kini orang yang mencari
kesembuhan mulai berbondong-bondong mencari Yesus.
Sebagai
penyembuh, Yesus ingin tahu apakah si lumpuh masih punya asa, makanya Yesus
bertanya: ”maukah engkau sembuh”. Karena 38 tahun bukanlah waktu yang singkat
bagi sebuah penantian. Tapi apa jawabannya? Komplain semata. Tetapi Yesus tetap
melihatnya secara positif.
Yesus melihat masih ada sejumput asa di hatinya. Buktinya dia masih terus
menunggu. Dia masih berharap suatu saat dia akan sembuh walau yang dilihatnya hanya
kegagalan demi kegagalan. Harapan adalah saudara kandung dari iman. Dan
sekaranglah saat yang dinantikannya itu.
Sang Firman berkata: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah".
Si lumpuh taat, dia berusaha bangun, maka sembuhlah dia dan mengangkat
tilamnya. Walau si lumpuh tidak mengenalNya, tapi dia taat pada perintahNya,
maka sembuhlah ia.
Ketaatannya akan FirmanNya membawa hidup, karena “..Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” (Yoh 6:63). Sel-sel mati di kakinya menjadi hidup, karena Yesus datang agar manusia mempunyai hidup, dan mempunyainya dengan penuh kelimpahan (Yoh 10:10b).
Sama seperti
Kolam Betesda, Yesus pun tidak peduli. Apakah bocil atau dewasa, janda atau
saudagar kaya, pendeta atau mafia, pokoknya yang datang kepadaNya,
disembuhkanNya, apapun penyakitnya. Tidak pernah ada cerita di Alkitab, Yesus pernah menolak menyembuhkan
orang sakit.
Karena syaratnya hanya satu: iman. Yesus berkata: ”Jadilah kepadamu menurut
imanmu” (Mat 9:29). Iman bahwa Yesus bukan hanya bisa menyembuhkan, tetapi
Yesus juga mau menyembuhkan (Mark 1:41). Yesus tidak mensyaratkan apapun kecuali
iman.
Yesus tidak pernah menyeleksi orang-orang yang minta sembuh berdasarkan kesucian
hidup. Pernah di suatu momen Yesus mengijinkan ribuan orang menjamah jubahNya. Dalam
kondisi itu, bagaimana Yesus menyeleksinya? Alhasil “..dan semua orang yang menjamah-Nya
menjadi sembuh” (Mat 14:26).
Karena di
dalam kesembuhan, ada pengampunan (Yak 5:15), dan dalam pengampunan, ada
kesembuhan. Si lumpuh yang lain, yang kawan-kawannya harus membongkar atap rumah orang
agar bisa dihadapkan kepada Yesus untuk disembuhkan, menerima pengampunan juga.
Padahal yang dia minta dari Yesus “hanya” kesembuhan tapi dia juga terima gratis
pengampunan (Mat 9:2, Mark 2:5, Luk 5:20). Karena pengampunan dan kesembuhan
itu sejatinya satu paket. Ibarat beli produk A, juga dapat gratis produk B atau
sebaliknya.
Konsekuensinya, si sembuh harus menjaga kesucian hidup setelah disembuhkan, karena dosanya sudah diampuni, jika memang dosalah penyebab sakitnya. Kepada si lumpuh Tuhan berfirman: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk”.
Jadi Yesus memang menghadirkan kesembuhan, tapi bukan tanggung jawab Yesus untuk menjaga agar kesembuhan itu langgeng. Itu tanggung jawab si sembuh sepenuhnya. Jika dosa yang membuatnya sakit, setelah disembuhkan ya jangan berbuat dosa lagi.
Jika makanan yang bikin sakit, setelah disembuhkan jangan makan makanan itu lagi. Jika mulut yang bikin sakit, setelah disembuhkan jangan berkata yang negatif lagi. Jika tidak mengampuni bikin sakit, setelah disembuhkan jangan tidak mengampuni lagi.
Jika hidup tidak tertib dan sembrono bikin sakit, setelah disembuhkan jangan hidup seperti itu lagi. Jika kecemasan, iri hati dan pikiran negatif bikin sakit, setelah sembuh mulailah pikir ”..semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil,..semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji..”(Fil 4:8).
Jadi sekali lagi si sembuh –bukan Yesus-- bertanggung jawab untuk menjaga kesembuhannya agar penyakitnya tidak balik lagi setelah disembuhkan. Kalo tidak, maka penyakitnya akan datang lagi.
Kolam
Betesda sekarang tinggal situs sejarah. Masih bisa dilihat di Yerusalem di
Israel berikut kelima serambinya, persis seperti ditulis di Alkitab. Tuhan
Yesus, “the real Kolam Betesda” pun
sudah tidak ada di dunia ini, Beliau sudah duduk di sebelah kanan Bapa.
Tetapi kolam Betesda sejatinya masih ada di dunia ini, hanya tidak lagi
terletak di Israel. Dia mana dia sekarang berada? Anda pengin tahu? Angkat
tangan Anda dan letakkan pada perut Anda. Di situlah terletak kolam Betesda. Karena Tuhan
Yesus mengatakan:
”Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: out of his *belly* shall flow rivers of living water”. Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan" (Yoh 7:38-39).
Anda tinggal
“..meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh" (Mark
16:18c). How come? Roh Kudus, "Sang Aliran Air Hidup" itu mengalirkan kuasaNya dari hati Anda lalu ke lengan Anda kemudian mengalir ke tubuh si sakit dan si sakit, siapapun dia, akan sembuh, apapun penyakitnya.
Really? Jangan-jangan ini hanya
perlambang, hanya alegoris, bukan makna sesungguhnya? No!
Ini bukan konsep teologis, bukan analogi, bukan perumpamaan dan bukan kiasan pemanis kotbah dari atas mimbar. Ini real power. Roh Kudus yang sama, yang dulu membangkitkan Yesus (Roma 8:11) dan membuat Yesus bisa menyembuhkan orang sakit (Kis 10:38) dan mengusir si jahat (Mat 12:28), sekarang ada di dalam hati Anda,
Beliau berdiam di situ untuk membangkitkan “kekuatan, kasih dan ketertiban” (2 Tim 1:7) bagi Anda. Berkat power Nya, Anda bisa “menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu” (Luk 10:19).
Alhasil Anda
bisa menjalankan perintahNya: “Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang
mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya
dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma” (Mat 10:8).
Yakin bisa?
Tuhan Yesus menjaminnya:
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan
yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa” (Yoh 14:12).
Wow
itu pekerjaan-pekerjaan supranatural! Bagaimana bisa melakukannya? Jangan salah. Itu bukan pekerjaan Anda. Itu pekerjaan Tuhan
Yesus 2.000 tahun yang lalu (Yes 53:5, Mat 8:16-17, 1 Pet 2:24b). Oleh
bilur-bilurNya Beliau sudah membayar sakit-penyakit manusia seluruh dunia.
Tugas Anda hanya menghadirkan kesembuhan yang sudah dilakukan Yesus itu. How? Belajar. Tidak ada orang yang bisa langsung mahir naik
sepeda tanpa jatuh bangun dalam belajar. Anda muridNya kan? Masak seorang murid
tidak pernah mau belajar.
Belajar sama siapa? Tuhan Yesus bilang: “Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah
yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan
semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yoh 14:26).
Roh Kudus, “Sang Aliran Air Hidup” (Yoh 7:38-39) itu sendiri akan mengajari Anda sampai Anda mahir dan akhirnya menjadi “kolam Betesda” yang siap mengalirkan kesembuhan bagi semua orang yang membutuhkannya,
tanpa si sakit harus menunggu malaikat datang dan mengaduk-aduk empang, tanpa harus jadi juara pertama terjun ke dalam kolam, tanpa harus ke Israel untuk mencari Tuhan Yesus minta kesembuhan.
GBU
Komentar
Posting Komentar