- TUHAN BERDAULAT UNTUK MENYEMBUHKAN ATAU TIDAK MENYEMBUHKAN ANDA. BENARKAH?
+ Benar dong. Tuhan adalah pribadi mandiri. Secara hukum Anda tidak bisa memaksa Dia menyembuhkan atau tidak menyembuhkan Anda. Selaku ciptaan, Anda tidak berkuasa sedikitpun untuk mempengaruhi Sang Pencipta agar menyembuhkan atau tidak menyembuhkan Anda.
- Bisa
diperjelas maksudnya “relationship”?
+ Apa panggilan kepada Tuhan bagi Anda menurut Tuhan Yesus, “Bapa” bukan? Bapa
Sorgawi mau atau berkehendak menyembuhkan Anda atau tidak mau, apakah Anda tahu?
- Tidak.
+ Anda anakNya, bukan? Kalo Anda anakNya masak tidak tahu isi hati Bapanya sendiri.
- Jadi Bapa sudah pasti mau menyembuhkan saya yang sakit?
+ Apakah ada
seorang bapak di dunia ini yang saat melihat anaknya sakit, dengan wajah dingin
dia berkata: ”saya berhak untuk tidak mengupayakan kesembuhan anak saya” dan
membiarkan anaknya merintih kesakitan hingga akhirnya mati?
- Ya gak adalah, kalo ada bapak gila atau
bapak tiri.
+ Nah, Tuhan bilang: “jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik
kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik
kepada mereka yang meminta kepada-Nya" (Mat 7:11).
Kesembuhan itu baik, bukan? Dengan badan sehat Anda bisa dipakai Tuhan secara maksimal untuk kemuliaanNya dan untuk membangun jemaatNya. Bapa yang Maha Baik akan memberikan yang baik yakni antara lain kesembuhan kepada Anda yang meminta kepada-Nya.
- Jadi Bapa
pasti mau menyembuhkan saya?
+ Exactly
- Ada gak ayat di Alkitab yang jelas-jelas bilang bahwa Tuhan mengatakan “Aku selalu mau menyembuhkan orang sakit”? Tolong tunjukkan.
+ Ada. (- Mana?) Ini: Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir (Mat 8:3, Mark 1:41, Luk 5:13). Yesus dan Bapa adalah satu (Yoh 10:30). Kehendak Yesus adalah kehendak Bapa juga.
- Ah itu kan
kehendak Tuhan Yesus hanya kepada orang kusta pada saat itu. KehendakNya
terhadap orang lain bisa jadi berbeda, kehendakNya kepada saya di jaman now ini
juga bisa jadi berbeda.
+ No. Kalo Anda menilik bahasa aslinya, kata “Aku mau jadilah engkau sembuh”
pada ayat itu merujuk pada karakter alamiah Tuhan Yesus yang selalu dan selalu
mau menyembuhkan selain mengampuni, bukan
pada kehendakNya yang sifatnya temporer dan pilih-pilih.
Alkitab mengatakan: “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,” (Maz 103:2-3).
- Tunjukkan buktinya bahwa Tuhan selalu mau menyembuhkan semua orang sakit.
+ Silakan baca keempat kitab Injil, apakah ada kisah orang sakit ditolak oleh Tuhan Yesus pada saat datang minta sembuh? Tidak ada, bukan? Semua (100%) yang datang kepadaNya disembuhkanNya saat itu juga (Mat 21:14). Tidak ada yang disuruh pulang untuk datang keesokan harinya.
Permintaan perempuan Kanaan/Siro Fenesia yang awalnya ditolakNya lantaran dia bangsa kafir pun akhirnya dikabulkan. Anaknya yang dirasuk roh jahat disembuhkanNya berkat kegigihan perempuan itu (Mat 15:21-28). Jadi tidak pernah ada orang yang ditolakNya.
Yang ada
malah Yesus sendiri ditolak oleh orang-orang sekampungNya, sehingga Dia tidak
bisa bikin mujizat kesembuhan kecuali pada beberapa orang yang atas mereka
tanganNya diletakkan. Datang aja mereka gak mau, gimana mau disembuhkan (Mark
6:1-6).
- Itu karena Tuhan itu sudah menentukan siapa yang mau disembuhkan, siapa yang
tidak mau Ia sembuhkan.
+ Tidak. Baca sekali lagi keempat Injil itu, adakah Tuhan Yesus terlebih dulu
menyeleksi siapa yang Dia mau sembuhkan, misalnya: orang Farisi yang terhormat Yesus
mau sembuhkan, perempuan pezinah ga bakal disembuhkan, anak-anak imam sudah
pasti disembuhkan, pemungut cukai gak?
Tuhan selalu mau menyembuhkan siapapun yang datang padaNya tanpa pilih-pilih entah dia miskin atau kaya, pejabat atau pelayan, orang suci atau berdosa. Orang berdosa pun disembuhkanNya asalkan setelah sembuh jangan berbuat dosa lagi agar jangan terjadi yang lebih buruk (Yoh 5:14).
- Ada gak suatu kisah di mana Tuhan Yesus menyembuhkan orang sakit tanpa bisa tebang pilih?
+ Ada 2 peristiwa di mana Tuhan Yesus dalam menyembuhkan si sakit tidak perlu lagi menjamah atau memerintahkan tubuh si sakit sembuh. Beliau hanya diam saja dan membiarkan orang-orang menjamahNya atau menjamah jubahNya dan semua yang melakukannya sembuh. Perhatikan:
Dan semua
orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari
pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya (Luk 6:19). Mereka memohon supaya
diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi
sembuh (Mat 14:36).
Pertanyaan: jika ribuan orang sakit yang datang berbondong-bondong berusaha menyentuh
diriNya atau jubahNya dan mereka semua jadi sembuh, bagaimana Yesus menyeleksi
mereka?
- Jadi sudah pasti Tuhan akan menyembuhkan saya yang sakit?
+ Belum tentu. Kan tadi dikatakan Tuhan berdaulat untuk tidak menyembuhkan Anda.
- Lho tadi katanya Bapa sudah pasti mau menyembuhkan dan tanpa pilih-pilih pula,
kok sekarang jadi belum tentu menyembuhkan?!
+ Masalahnya, Anda ada iman gak? Jangan lupa Bapa juga Allah Yang Maha Benar. Selaku
Pribadi Maha Benar yang berintegritas tinggi, Beliau tidak akan melanggar
FirmanNya sendiri.
- Firman yang mana?
+ Kepada si sakit yang minta sembuh, Tuhan
Yesus mengatakan: “Jadilah kepadamu menurut imanmu” (Mat 9:29). Tuhan tidak mungkin
akan menyembuhkan orang yang tidak beriman. Beliau tidak mungkin melanggar
ketentuanNya (Firman) atau mekanismeNya (iman) Nya sendiri.
Jadi kesembuhan si sakit tergantung dari iman si sakit itu sendiri. Kalo si
sakit ada iman sembuh, kalo ga ada iman ya ga sembuh. Simpel.
- Jadi kalo saya sakit dan sudah berdoa tapi ga kunjung sembuh berarti saya tidak beriman, gitu?
+ Tuhan Yesus bilang “Jadilah kepadamu menurut imanmu” bukan “jadilah kepadamu menurut doamu”. Hanya doa yang lahir dari iman yang menyelamatkan si sakit (Yak 5:15). No iman, no sembuh.
- Saya sudah puluhan tahun jadi penatua di gereja bahkan sebelum kamu lahir saya sudah Kristen. Berkali-kali pula jadi ketua persekutuan kampus. Berani-beraninya kamu bilang saya tidak beriman
+ Saya tidak
mengatakan Anda tidak beriman. Menurut saya mungkin Anda justru sangat beriman.
- Lantas kenapa saya tidak sembuh?
+ Masalahnya apa yang Anda imani? Atau apa “konten” iman Anda. Apakah in-line dengan FirmanNya? Karena iman itu ada dua, pertama iman yang timbul dari pendengaran non Firman Kristus, ke-dua iman yang timbul dari pendengaran akan Firman Kristus (Roma 10:17).
- Iman saya yang mana yang bertentangan dengan Firman Kristus?
+ Kalo Tuhan mengatakan :”Aku mau jadilah engkau tahir (sembuh)” tapi konten iman Anda bilang: “Tuhan bisa sembuhkan tapi belum tentu mau menyembuhkan saya”, ya ga ketemu antara kehendakNya dan iman Anda. Anda mengimani ide yang tidak berasal dari Firman Kristus.
Dengan kata lain oleh karena Anda mengimani “Tuhan belum tentu mau menyembuhkan saya” dan Tuhan Yesus bilang: “jadilah kepadamu menurut imanmu”, maka Anda jadi tidak kunjung sembuh karena Anda mengimaninya begitu.
- Lalu
bagaimana dengan tokoh-tokoh gereja, pendeta-pendeta terkenal yang sangat
luarbiasa pelayanannya, mereka sudah berdoa mati-matian tapi akhirnya mati oleh
karena penyakitnya. Apakah Anda berani menuduh mereka tidak beriman?
+ Saya tidak pernah mengatakan mereka tidak beriman. Mereka amat sangat beriman.
Hanya sekali lagi, apa konten iman mereka. Apakah sesuai dengan FirmanNya?
- Memang apa konten iman mereka yang tidak sesuai dengan FirmanNya?
+ Tuhan bilang: ”oleh bilur-bilurNya kamu sudah sembuh” (Yes 53;5, 1 Pet 2:24b)
- Tunggu. Itu sembuh
dari dosa kan?
+ No. Yang dimaksud Yesaya “sembuh” pada ayat itu adalah sembuh dari sakit-penyakit, bukan sembuh dari “dosa”. Silakan Anda baca Matius 8: 16-17 sepuluh kali agar Anda tidak lagi mengumbar dusta! (- Ok ok)
Baik, saya lanjutkan.
Tetapi kalo mereka mengimani ide yang bukan berasal dari Firman seperti “penyakit itu anugerah dari Tuhan untuk mendidik saya”, “saya sudah kangen pengin ketemu Tuhan Yesus dan penyakit ini adalah sarananya”, “saya harus bersahabat dengan penyakit” atau mengimani vonis paramedis:
”Saya tidak bakalan sembuh seumur hidup”, Tuhan bilang: jadilah kepadamu menurut imanmu (Mat 9:29). Mereka jadi tidak kunjung sembuh atau tidak sembuh karena iman mereka berkata begitu.
- Jadi kalo saya mengimani Firman: Yesus mau menyembuhkan saya (Mark 1:41), oleh bilur-bilurNya saya sudah sembuh (Yes 53:5, 1 Pet 2:24b, Mat 8:16-17), sembuhkanlah orang sakit (Mat 10:8), doa yang lahir dari iman menyelamatkan si sakit (Yak 5:15) saya pasti sembuh? (+ Absolutely).
Anda berani jamin?
+ Tuhan Yesus lah yang jamin, bukan saya, memangnya siapa saya? Kan yang bilang
“jadilah kepadamu menurut imanmu” adalah Tuhan Yesus, bukan saya.
- Jadi Tuhan Yesus menjamin kalo saya mengimani FirmanNya saya pasti sembuh?
+ Yes. OmonganNya bisa dipegang. Sekarang tinggal Anda, percaya gak sama mulutNya? Percaya di hati lho bukan cuma di mulut (- Percaya). Tapi Anda harus ingat, definisi iman: “Iman adalah dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat” (Ibr 11:1).
Anda paham menyikapinya?
- Belum.
+ Begitu Anda berniat mengimani FirmanNya, apa yang Anda harapkan yakni
kesembuhan kemungkinan belum tampak, tapi Anda harus berpola pikir sudah
terjadi karena iman adalah percaya walau belum melihat (Yoh 20:29), memegang, mencium,
mengecap dan mendengar.
Tuhan bilang: “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan
doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan
kepadamu” (Mark 11:24).
- Jika saya sudah percaya seolah-olah sudah sembuh tapi ternyata
belum sembuh?
+ Iman adalah gigih. Seperti janda dalam perumpamaan janda
vs hakim yang lalim (Luk 18:1-8). Atau seperti perempuan Kanaan/Siro-Fenesia
(Mat 15:21-28). Jangan sampai baru didoakan dalam lima kali kunjungan namun
belum tampak sembuh, Anda sudah menyerah tidak mau didoakan lagi.
- Jadi terus-menerus memohon kesembuhan tanpa henti?
+ Iman adalah menyadari otoritas yang dimiliki dan menjalankan otoritas tersebut dengan perintah. Itu yang dipahami oleh perwira Romawi saat memohon Yesus menyembuhkan hambanya sehingga imannya dipuji sebagai iman yang besar oleh Tuhan Yesus (Mat 8:5-10).
Jadi jangan begging tapi buka mulut perintahkan dalam nama Yesus penyakit itu keluar dan tubuh
sembuh. Karena Tuhan bilang kalo Anda punya iman sebesar biji sesawi saja, perintahkan
gunung itu pindah maka gunung pun taat, apalagi penyakit Anda. Asalkan jangan
bimbang (Mat 21:21).
- Saya akan berdoa dengan berlinang air mata, sehingga Tuhan pasti tergerak menyembuhkan saya.
+ No. Tuhan hanya tertarik pada iman Anda, bukan emosi Anda. Satu-satunya emosi yang in line dengan Firman adalah hati yang gembira dan semangat. Tuhan bilang bersukacitalah senantiasa (1 Tes 5:16). Karena hati yang hepi, semangat yang tinggi (Ams 17:22) dan penuh syukur adalah obat.
Sampai sejauh ini Anda sudah bisa menarik kesimpulan? (- bisa) Apa kesimpulannya?
- Dalam hal kehendak, Bapa ingin sekali saya, yang adalah anakNya sembuh. Namun keinginanNya itu akan terwujud hanya jika saya mengimani FirmanNya: “Aku mau engkau sembuh” (Mat 8:3, Mark 1:41, Luk 5:13) dan “oleh bilur-bilurNya saya sudah sembuh” (1 Pet 2:24b, Yes 53:5, Mat 8:16-17).
Lantaran Tuhan Maha Benar memegang teguh FirmanNya: ”Jadilah kepadamu menurut imanmu” (Mat 9:29, Yak 5:15). Jadi jika saya tidak mengimaninya, saya tidak sembuh. Karena secara hukum dan power, Tuhan memiliki kedaulatan penuh untuk menyembuhkan dan tidak menyembuhkan saya.
+ Bagus. Apa
lagi?
- Jadi problem mengapa saya tidak sembuh, bukan karena Tuhan tidak mau menyembuhkan, akan tetapi saya sendiri yang tidak beriman atau saya sangat beriman namun bukan Firman yang saya imani melainkan perkataan atau hikmat manusia yang tidak ada dalam Firman.
+ Super (- Ada
satu lagi) Apa?
- Saya jadi tahu how to beriman (+ Apa?).
Iman adalah gigih dan konsisten memegang teguh FirmanNya sampai terwujud, iman tetap percaya seolah-olah Firman sudah terwujud walau secara panca indrawi belum, iman itu menyadari otoritas nama Yesus dan mengeksekusinya dengan perintahkan bukan begging, sehingga Firman terwujud.
Dan terakhir iman itu gembira, semangat dan penuh syukur, sampai FirmanNya terwujud.
+ Good. Praktekkan sampai berhasil.
Karena ibarat belajar naik sepeda, tidak ada orang yang langsung bisa, pasti jatuh bangun dulu. Tapi begitu Anda mahir, Anda akan menjadi berkat bagi banyak orang karena menghadirkan KerajaanNya.
Karena Anda mampu melaksanakan FirmanNya: ”Sembuhkanlah orang sakit” (Mat 10:8).
GBU
Komentar
Posting Komentar