TUNJUKKAN AYATNYA: “AKULAH TUHAN, SEMBAHLAH AKU"

 Ini salah satu pertanyaan favorit Zakir Naik untuk menyerang Kekristenan, yang banyak dipakai juga oleh umat agama sebelah untuk melakukan hal yang sama: “Tunjukkan ayatnya di Alkitab, bahwa Yesus berkata: Akulah Tuhan, sembahlah Aku”.

Pertanyaan yang sebenarnya mudah menjawabnya, karena tinggal cari di Alkitab namun amat disayangkan banyak orang Kristen gelagapan tidak bisa menjawab, padahal ayat yang mengatakan hal itu banyak. Antara lain:

Perkataan  Yesus tatkala berargumentasi dengan orang-orang Yahudi:  “masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?” (Yoh 10:36).

Anak Allah berarti juga Allah. Ini menyangkut hakekat atau esensi, bukan jabatan. Kalo ada yang berkilah: anak anggota DPR belum tentu anggota DPR, itu menyangkut jabatan atau atribut bukan hakekat atau esensi. Tanyakan balik: anak macan, macan atau bukan?

Berikutnya:

Tuhan Yesus mengatakan: "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" (Wah 1:8). Ayat yang senada juga ada di dalam kitab Wahyu (21:6; 22:13).

Alfa dan omega adalah huruf pertama dan terakhir dari alfabet Yunani. Ini menunjukkan keseluruhan dari apa pun, dari awal sampai akhir. Alfa dan Omega  mengacu pada salah satu karakter Allah yakni kekal, yang juga dinyatakan dalam Perjanjian Lama:

“Aku, Tuhan, adalah yang pertama, dan bersama-sama dengan yang terakhir Aku adalah Dia” (Yes 41:4). “Aku adalah yang pertama, dan Aku adalah yang terakhir, dan di sampingku tidak ada Allah” (Yes 44:6). “Aku adalah Dia; Aku adalah yang pertama, dan Aku juga yang terakhir” (Yes 48:12).

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada!" Tuhan  Yesus menggunakan frasa "Aku telah ada" (Ego eimi) yang merupakan nama Tuhan dalam Keluaran 3:14 (AKU ADALAH AKU), sekaligus menunjukan karakter kekekalanNya , yang adalah karakter Tuhan.

Selanjutnya,

“Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan” (Yoh 13:13). Perkataan ini diucapkan Yesus setelah membasuh kaki para muridNya.

Jika kaum agama seberang berkilah “Tuhan” atau  “Lord” atau “Κύριος,” (Yunani)  artinya “Tuan”, bukan “Tuhan”. Tidak. Kata itu juga mengacu kepada Tuhan. Seperti orang Inggris menyebut Tuhan Yesus “Lord Jesus” bukan “Mr. Jesus”, atau “Lord God” untuk ”Tuhan Allah” bukan “Mr. God”.

Sama halnya orang Jawa menyebut Tuhan Yesus sebagai “Gusti Yesus”, lalu “Gusti Allah” untuk menyebut Tuhan mereka dalam agama sebelah. Lalu istilah “Gusti ora sare” artinya Tuhan (bukan tuan) tidak tidur. Ungkapan “duh Gusti” artinya “Oh Tuhan” (OMG) bukan “Oh tuan”.

Karena salah satu karakter Tuhan adalah tuan. Tuan itu memiliki otoritas dan kuasa makanya ia memberi perintah. Manusia adalah hamba, jadi wajib mentaati perintah tuannya. Dalam sejumlah perumpamaan Tuhan Yesus, tokoh Tuhan selalu dianalogikan sebagai “tuan”.

Silakan cek sendiri dalam: perumpamaan tentang talenta (Mat 25:14-30), hamba yang setia dan tidak setia (Luk 12:35-48, Mat 24:45-51), penggarap kebun anggur yang jahat (Mat 21:33-46, Mark 12:1-12, Luk 20:9-19), dan pekerja di kebun anggur (Mat 20:1-16).

Lalu,

Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api."Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya *Allah*, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran (Ibr 1:8).

Kali ini bukan Yesus tetapi Bapa Sorgawi sendiri yang adalah Tuhan menyatakan bahwa Yesus AnakNya, adalah Allah.

Terakhir, kalo mereka masih ngeyel : Itu kan jawaban terkait pertanyaan di mana ada ayat Yesus bilang: “Akulah Tuhan”, lalu ayat “Sembahlah Aku” mana? Jawabannya:

Bahwasanya Tuhan adalah Pribadi yang harus disembah oleh umatNya sudah jelas bukan, apakah harus dipertanyakan lagi?

Jika ada pelamar dinyatakan diterima bekerja di sebuah perusahaan besar lalu bertemu dengan bos besar perusahan tersebut yang berkata:”Saya pendiri, pemilik sekaligus pengelola perusahaan ini”, apakah perlu si bos bilang: “Kamu harus taat pada perintah saya”, tidak bukan?

Sebagai karyawan dia paham sudah sepatutnya dia harus taat pada perintah atasan, apalagi atasannya adalah pendiri, pemilik dan pengelola perusahaan tersebut. Kalo seorang pimpinan dengan kapasitas tersebut sampai harus mengemis minta ditaati, bos macam apa itu?

Dan secara praktik, murid-muridNya pun menyembah Dia:

Murid-murid menyembah Yesus setelah Dia meredakan badai: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah!" (Mat 14:33), setelah kebangkitanNya (Mat 28:9, 17, Luk 24:52)

Dan Yesus juga disembah oleh orang-orang lain yang bukan muridNya:

Orang-orang Majus (Mat 2:11), orang penderita kusta (Mat 8:2), kepala rumah ibadat (Mat 9:18), perempuan Kanaan/Siro-Fenesia (Mat 15:25), orang yang kerasukan di Gerasa (Mark 5:6), orang buta (Yoh 9:38) dst.

Tuhan Yesus juga menerima penyembahan di surga bersama Allah Bapa (Wah 5:13-14).

Kalo Yesus manusia biasa tentu Dia melarang orang menyembahNya. Seperti halnya Petrus melarang Kornelius menyembahnya, karena dia bukan Tuhan jadi tidak boleh disembah (Kis 10:25-26).

Akan tetapi Tuhan Yesus tidak pernah melarang atau mencegah siapapun menyembahNya. Karena Dia memang Tuhan yang patut  disembah.

Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menyerang dari agama seberang harus bisa dijawab.  Bukan didiamkan saja dengan dalih “guna menghindari konflik”. Bukan. Ini bukan konflik. Tetapi dunia menuntut orang Kristen bisa mempertanggungjawabkan imannya.

Orang Kristen harus yakin apa yang dia percayai berdasarkan Alkitab dan selalu _ready_ memberi pertanggungan jawab alias menjawab pertanyaan orang lain terkait imannya, setiap saat.

“Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat”, (1 Pet 3:15).

Tentu itu dilakukan : “haruslah dengan lemah lembut dan hormat”. karena Roh Kudus yang membuahkan kelemahlembutan (Gal 5:22), bisa bekerja dengan dahsyat di dalam hati si “penyerang” setelah kita menjawab, untuk membuat hati mereka “terguncang” dan “tidak bisa tidur”

dan akhirnya mereka datang kepada Kristus.

GBU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

- TUHAN BERDAULAT UNTUK MENYEMBUHKAN ATAU TIDAK MENYEMBUHKAN ANDA. BENARKAH?

TERBIASA MENGALAHKAN SINGA

SUDAH BERIMAN TAPI TIDAK SEMBUH. WHY?