SABTU SUNYI YANG GEGAP GEMPITA

Hari ini sekitar 2.000 - 33,5 tahun yang lalu, murid-murid Yesus merasa hampa karena  kehilangan harapan, sebab Yesus Sang Mesias yang mereka harapkan akan membawa kembali kejayaan Israel, justru mati mengenaskan. Mereka terdiam dan tak tahu harus menunggu apa.

Hari Sabtu sunyi adalah penantian yang sepi, hening sekaligus menikam dan menyakitkan. Tapi bagi siapa? Bagi Anda? Bukan! Bagi mereka para muridNya lho, bukan bagi Anda. Why?

Karena Anda paham apa yang terjadi pada hari Sabtu itu. Dari Alkitab Perjanjian Baru, kita tahu bahwa saat itu: Yesus “..turun ke dalam kerajaan maut.”

“Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, ..dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ..oleh air bah itu” (1 Pet 3:18-20).

Memang ada beragam penafsiran tentang apa yang dimaksud ”..memberitakan injil kepada roh-roh yang di dalam penjara,..” tapi intinya: Yesus telah sukses melaksanakan misiNya, yakni Kehendak BapaNya yang tertulis di Kitab Suci: Untuk mati di kayu salib menebus dosa Anda dan bangkit.

Jadi ini merupakan awal momen kemenanganNya.

Karena berkali-kali iblis berupaya membunuh Yesus sebelum peristiwa salib namun gagal. Mulai dari saat masih bayi di Bethlehem, tatkala pembacaan kitab Yesaya di rumah ibadat di kampungNya, dan pada waktu berargumentasi dengan imam dan orang Farisi.

Kesempatan terakhir untuk membunuhNya hanya ada pada kayu salib. Namun di sinilah iblis  “kena perangkap”,  justru itu yang membawa kepada keselamatan manusia.

Seperti halnya kelahirannya diwartakan di langit dan di bumi, demikian pula kemenanganNya, harus diberitakan bukan saja di bumi, tapi juga bahkan menjangkau ke bawah bumi alias kerajaan maut.

Yesus memproklamirkan kemenanganNya. Kuasa dosa sudah dipatahkan, Iblis tak punya kuasa lagi. Sekarang adalah sah atau legal bagi Allah untuk menyelamatkan umatNya yang percaya kepada AnakNya, karena darah Anak Domba sudah tercurah.

Jadi bisa dibayangkan betapa gegap gempitanya warta proklamasi itu di alam maut. Bukan sunyi.

Suasana jadi heboh tatkala Yesus menjelajahi tiap-tiap lorong siksaan itu dengan gagah dan senyum kemenanganNya menelanjangi musuh-musuhNya yang kini diam terbungkam, karena tidak tak menyangka bisa  terjebak dan kalah, dan kalahnya sedemikan  telak.

Tinggal tunggu kemenanganNya menjadi sempurna saat Ia bangkit dari kematian.

Btw kita boleh saja memahami suasana psikologis para murid, tapi tidak perlu memperingati apalagi terbawa hanyut oleh kebodohan para murid yang bukan saja tidak paham dan tidak percaya apa yang dikatakan para nabi, tapi juga tidak percaya perkataan Yesus sendiri.

Karena berulang kali Yesus mengatakan kepada para muridNya bahwa Dia akan disalib, mati dan bangkit:

“Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga” (Mat 16:21).

Maaf, yang bilang mereka bodoh bukan saya, tapi Tuhan Yesus sendiri: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" (Luk 24:25-26).

 Jadi menurut hemat saya, lantaran berdasarkan Alkitab kita sudah tahu dan paham apa yang terjadi, sementara para muridNya tidak tahu, janganlah kita membangun suasana psikologis seperti yang dirasakan para murid itu. Justru suasana kemenangan dan gembira ini yang harus dibangun.

 Bukan hanya pada saat kebangkitanNya saja. 

Anda bilang ini sudah tradisi. Tradisi boleh-boleh saja dilakukan, tapi harus ada dasar Firman nya. Tanpa dasar Firman, jangan lakukan. Jika tidak, Tuhan bilang “Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat (tradition KJV) mu sendiri” (Mat 15:6).

 GBU.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

- TUHAN BERDAULAT UNTUK MENYEMBUHKAN ATAU TIDAK MENYEMBUHKAN ANDA. BENARKAH?

TERBIASA MENGALAHKAN SINGA

”DENGAN BILUR-BILURNYA KAMU SUDAH SEMBUH.” SEMBUH DARI APAKAH YANG DIMAKSUD? BACA COMMENTARY!