BENARKAH FIRMAN ”TERKUTUKLAH ORANG YANG MENGUTUK ISRAEL!” SUDAH TIDAK BERLAKU?
“..Diberkatilah orang yang memberkati engkau, dan terkutuklah orang yang mengutuk engkau! (Bil 24:9).
Firman yang pertama (Kej 12:3) merupakan janji Allah kepada Abraham saat Dia memerintahkan Abraham untuk pergi ke negeri yang akan ditunjukkanNya kepadanya. Sedangkan Firman ke-dua (Bil 24:9) merupakan berkat yang diucapkan oleh Bileam terhadap bani Israel.
Sejatinya Bileam sudah bersiap mengutuki bangsa Israel tetapi terpaksa dia batalkan dan sebaliknya dia malah memberkati Israel karena Allah memerintahkan demikian. Kedua-duanya tercatat di dalam Alkitab, kedua-duanya adalah Firman Tuhan, karena Alkitab adalah Firman Tuhan.
Pertanyaan: apakah Firman Tuhan itu masih berlaku di era modern abad 21 ini, atau dengan kata lain apakah kutuk terhadap mereka yang mengutuki Israel bisa terlaksana di jaman now?
Mari kita
taat pada Firman Tuhan. Apa kata Tuhan Yesus, apakah Beliau bilang ada
FirmanNya yang kadaluwarsa? Jika
ada, batas kadaluwarsanya kapan? Mari kita simak FirmanNya:
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Karena Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum
lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan
ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi” (Mat 5:17-18).
Jadi ada dua kriteria Firman sudah “tidak berlaku” lagi. Pertama, Firman itu sudah digenapi oleh Tuhan Yesus, sehingga Firman tersebut “kadaluwarsa”. Ke-dua, jika langit dan bumi yang lama sudah diganti dengan langit dan bumi yang baru (Wah 21:1, 22:3).
Ok sekarang pertanyaannya Firman terkait yang kutuk apakah sudah digenapi?
Sebelum ke situ pahami dulu apa itu kutuk
Kutuk merupakan kata-kata yang berkuasa memberi dampak negatif yang mengikat bagi siapapun yang terkena. Kutuk menurut Alkitab merupakan konsekuensi dari dosa dan ketidaktaatan manusia terhadap kehendak Allah. Kecuali dipatahkan, kuasa kutuk itu tetap mengikat.
Contoh:
Allah mengutuk ular yang menjerumuskan manusia: "Karena engkau berbuat
demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala
binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan
kaumakan seumur hidupmu” (Ke 3:14).
Dan kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat
sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau
akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu" (Kej 3:16).
Perhatikan dampak negatif bagi si ular yakni: dengan perutmulah engkau akan
menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu” dan dampak negatif
bagi se perempuan:
“Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan
engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia
akan berkuasa atasmu",
keduanya tetap mengikat baik kepada ular maupun perempuan hingga detik ini.
Pada bangsa budak yang baru keluar dari Mesir, Tuhan menjabarkan berkat sebagai konsekuensi dari ketaatan dan kutuk sebagai konsekuensi ketidaktaatan (Ul 28). Yeremia bilang orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, juga terkutuk (Yer 17:5).
Kutuk
dilontarkan lewat mulut. Bileam walau tidak hidup sejaman dengan Tuhan Yesus,
paham betul bahwa dengan iman, gunung akan pindah jika diperintahkan (Mark
11:23). Dengan prinsip yang sama, Bileam dengan kata-katanya memerintahkan
kutuk menimpa orang yang dia kutuk (Bil 22).
Nabi Elisa mengutuk anak-anak yang ngatain dia “botak”
sehingga muncul dua beruang dari hutan lalu mencabik-cabik keempat puluh dua bocil
itu (2 Raj 2:23-24). Dukun di Indonesia
pun bisa mengutuk. Karena santet maupun
Voodoo itu pada dasarnya adalah kutuk.
Anak-anak Tuhan juga bisa mengutuk. Lantaran ada Roh Allah di dalam hati mereka, dengan iman berkat bisa turun jika diucapkan, dengan iman pula kutuk pun bisa dilontarkan kepada orang yang dikutuk. Oleh karena itu anak-anak Tuhan seharusnya mengucapkan berkat dan jangan mengutuk.
Kembali ke pertanyaan awal, apakah Firman terkait yang kutuk sudah digenapi alias sudah tidak berlaku lagi? Jawabannya: bahwa ada kutuk yang sudah kadaluwarsa, yes.
Tetapi kutuk
yang mana dulu? Kutuk hukum Taurat. Kutuk ini berlaku bagi siapa? Bagi mereka
yang berpegang kepada kebenaran hukum Taurat, bukan berpegang pada darah Anak
domba. Mereka terancam kutuk hukum Taurat.
Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah
kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan
segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat" (Gal 3:10).
Karena dari 613 aturan di dalam Taurat, satu saja tidak dijalankan, yang 612
hangus. Karena tidak
mungkin manusia sanggup melakukan semua hukum itu, manusia terancam kutuk, karena
dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup
karenanya (Gal 3:12).
Syukurlah
salib Tuhan Yesus “menyerap” kutuk hukum Taurat itu. Alkitab mengatakan bahwa
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk
karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada
kayu salib!" (Gal 3:13).
Alkitab juga
jelas mengatakan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena
melakukan hukum Taurat. Orang dibenarkan karena iman: "Orang yang benar
akan hidup oleh iman” (Gal 3:11).
Ok, sekarang mengenai kutuk yang
menimpa kepada mereka yang mengutuk Israel, seperti yang tertulis di kitab
Bilangan 24:9, apakah masih berlaku?
Jawabannya: Tuhan belum pernah bilang di Alkitab bahwa Firman itu sudah “kadaluwarsa”. Firman itu tetap berlaku selama bumi dan langit belum diganti dengan yang baru.
Kutuk itu
hanya berhenti alias tidak ada lagi saat kota Yerusalem Baru telah turun dari
sorga. Kitab Wahyu mencatat: ”Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan
takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah
kepada-Nya,” (Wah 22:3).
“Laknat” adalah kata lain dari “kutuk”. Ayat tersebut dalam bahasa Inggrisnya:
_“And there shall be no more curse: but the throne of God and of
the Lamb shall be in it; and his servants shall serve him”_ (Wah 22:3,
KJV).
Karena masih berlaku, maka tak tidak heran anak Tuhan dilarang mengutuk, tapi memberkati:
“Berkatilah
siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!” (Roma 12:14);
Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk
manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,” (Yak 3:9).
Jadi kutuk masih berlaku, entah kutuk yang
dilontarkan oleh anak Tuhan kepada
sesama anak Tuhan, kutuk kepada
orang-orang yang belum percaya yang membenci Tuhan Yesus, juga kutuk yang otomatis terjadi bagi orang yang
mengutuki Israel (sesuai
dengan Firman), dan sebagainya.
Seandainya kutuk tidak berlaku lagi, Tuhan tidak perlu melarang anak-anakNya untuk mengutuk, bukan?
Apa bukti kutuk tersebut masih berlaku di jaman now? Coba kita lihat sejumlah peristiwa sejarah.
Kita ga sekedar lihat apa yang keluar dari mulut mereka yang mempersekusi kaum Yahudi, tapi terlebih lagi melihat tindakan mereka yang memperlakukan kaum Yahudi dengan semena-mena dan apa akibatnya.
Pada abad
penghujung abad ke-15 pemerintah Spanyol mengeluarkan dekrit yang memerintahkan
seluruh Yahudi untuk meninggalkan Spanyol, kecuali mereka memeluk Katolik.
Dekrit tersebut dikeluarkan selama masa Inkuisisi Spanyol di mana sentimen anti-semitisme
semakin kuat.
Perlahan tapi pasti, hegemoni Spanyol selaku negara super power pada masa itu
digerogoti oleh bangsa Inggris dan Perancis yang memberi tempat bagi kaum
Yahudi. Jajahan Inggris dan Perancis semakin luas, sedangkan pengaruh Spanyol
semakin ciut, akibat
mengusir banyak orang
pandai.
Hitler menganggap orang Yahudi setara dengan anjing dan membunuh 6 juta jiwa dari
mereka di Eropa. Kekuatan Jerman pada Perang Dunia (PD) 2 begitu dahsyat,
hampir seluruh benua itu ditaklukannya (kecuali Rusia). Apakah Jerman tampil
sebagai pemenang lawan sekutu?
Bukan saja Jerman kalah total, tetapi tindakannya terhadap kaum Yahudi malah semakin
mendorong Yahudi diaspora berbondong-bondong menuju ke tanah Palestina sehingga
mempercepat berdirinya negara Israel. Penjahat perang Nazi pun banyak diburu di
seluruh dunia dan dihukum mati di Israel.
Perhatikan bangsa-bangsa Arab yang sering mengutuki Israel.
Apakah
mereka pernah menang perang
lawan Israel, satu kali saja? Menang dalam pertempuran mungkin, tapi
menang perang atas Israel belum
pernah sekalipun sejak 1948, 1956, 1967, 1973, 1982, 2006, hingga 2024 padahal sudah main keroyokan.
Negara Arab yang mau berdamai dengan Israel yakni Mesir, Yordania, dan
Palestina (Fatah) kembali memperoleh tanah yang direbut Israel dan punya
kesempatan untuk membangun negaranya.
Belakangan negara yang menjadi sahabat Israel bertambah yakni Uni Emirat
Arab dan Bahrain.
Arab Saudi tetap berteman walau
tidak menjalin hubungan diplomatik. Sementara negara yang masih
memerangi Israel yakni Syria, Lebanon dan terutama Palestina (Hamas), semakin
tidak menentu kondisinya. Iran masih mending karena di sana banyak berdiam
orang-orang Yahudi Iran.
Salah satu capres Indonesia yang bikin statement: “tim sepakbola U-20 Israel dilarang
bertanding di kejuaraan dunia sepakbola U-20 di Indonesia”, bagaimana nasibnya?
Dalam survey elektabilitas, beliau yang sebelum statement itu dilontarkan memiliki persentase tertinggi, sejak itu elektabilitasnya mulai menurun. Sempat rebound tapi setelah itu tak tertolong lagi. Beliau akhirnya jeblok menjadi nomor buncit dengan persentase hanya 17% saja.
Buntutnya, FIFA
selaku induk organisasi sepakbola dunia mencopot Indonesia sebagai tuan rumah
kejuaraan tersebut dan memberikannya ke Argentina. Argentina adalah negara yang
memberi tempat bagi banyak kaum Yahudi. Tak heran Argentina bisa jadi juara
dunia sepakbola hingga 4 kali.
Anda bisa saja bilang saya ini cocoklogi. Bagi saya kalo semuanya klop tanpa memaksakan, berarti Firman Tuhan itu benar dan masih berlaku: Barangsiapa mengutuki Israel akan kena kutuk, barangsiapa memberkati Israel akan mendapat berkat.
Firman itu masih berlaku selama belum dinyatakan “kadaluwarsa”, dan selama langit dan bumi yang lama masih ada dan belum diganti dengan langit dan bumi yang baru (Mat 5:17-18) di mana terdapat Kota Yerusalem Baru (Wah 22:3).
GBU
Komentar
Posting Komentar