IMAN BISA DILIHAT (2 - SELESAI)
Ketika Yesus MELIHAT iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"(Mark 2:5). Dan Paulus menatap dia dan MELIHAT, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan (Kis 14:9b).
Apa sesungguhnya yang Tuhan Yesus dan Paulus lihat yang menandakan si sakit atau teman-teman si sakit itu beriman? Perhatikan Firman di bawah ini:
Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka,ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang.
Tetapi
mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka
membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat
orang lumpuh itu terbaring (Mark 2:2-4). Apa yang Yesus lihat?
Tuhan melihat orang-orang yang gigih, pantang menyerah, tidak perduli dimarahi oleh
orang-orang yang sedang asik mendengarkan kotbah Tuhan Yesus atau ditegur oleh
pemilik rumah karena rumahnya sudah dirusak, melainkan tetap cuek yang penting
si sakit harus bisa hadir tepat di hadapan Yesus.
Itulah perwujudan iman. Apa yang mereka imani? Mereka yakin bahwa Rabi Yesus bukan saja mampu menyembuhkan tetapi juga MAU. Seandainya mereka tidak yakin Yesus mau menyembuhkan, maka mereka tidak akan bersusah payah menjebol atap dan menutup kuping terhadap omelan orang.
Percuma sudah capek-capek menjebol atap rumah orang, diomelin hadirin pula, eh ternyata Yesus tidak mau menyembuhkan. Jika iman mereka: “Yesus bisa menyembuhkan, tapi belum tentu Yesus mau menyembuhkan”, maka upaya mereka akan terhenti sampai di depan rumah itu.
Lalu salah satu dari mereka menjumpai Yesus untuk bertanya, apakah Yesus mau menyembuhkan sahabat mereka yang sakit. Tapi Anda membaca, mereka tidak pernah bertanya terlebih dahulu apakah Yesus mau sembuhkan atau tidak, karena mereka yakin Yesus pasti mau menyembuhkan.
Itu iman mereka. Iman timbul dari pendengaran akan Firman Kristus (Roma 10:17). Firman mana yang mereka imani? Yang ini: ”Aku mau. Jadilah engkau tahir (sembuh)” (Mark 1:41).
“Aku mau”
dalam bahasa aslinya merujuk pada karakter alamiah Tuhan Yesus yang selalu dan
selalu mau menyembuhkan selain mengampuni:
“Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang
mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,” (Maz
103:1-3).
Dari mana lagi iman mereka timbul? Dari cerita mulut ke mulut yang _in line_ dengan Firman itu bahwa Yesus
selalu mau menyembuhkan. Karena Injil mencatat Tuhan Yesus tidak pernah menolak orang sakit.
Yang terjadi malah Tuhan Yesus sendiri
yang ditolak oleh orang-orang sekampungnya (Mark 6:1-6). Perempuan Siro
Fenesia/Kanaan yang
awalnya “ditolak” oleh Nya pun akhirnya anaknya disembuhkan juga berkat iman (baca:
kegigihan) perempuan itu (Mat 15:21-28).
Jadi seandainya Anda tahu bahwa
Yesus tidak pernah menolak orang yang minta sembuh asal ada iman, maka pantaskah
Anda jika baru tiga kali berdoa/mendoakan orang sakit, tapi belum ada
tanda-tanda kesembuhan, langsung mengatakan: ”Tuhan tidak mau menyembuhkan, jangan paksa Dia”?
Yesus kini tidak ada lagi di dunia, Beliau kini berada di sorga di sebelah
kanan Bapa. Dan Tuhan sudah
mengirimkan Roh Kudus ke dalam hati Anda. Jadi Anda tidak perlu lagi
bersusah payah terbang ke
Israel untuk menjebol atap rumah orang lalu minta kesembuhan padaNya.
Anda hanya
diminta gigih berdoa sampai kehendakNya itu: “oleh bilur-bilurNya kamu sudah
sembuh” (1 Pet 2:24b, Mat 8:16-17 Yes 53:5), terwujud. Gak heran Anda juga diperintahkan untuk berdoa agar: ”.. Jadilah kehendakMu di bumi seperti
si sorga” (Mat 6:10).
Karena iman adalah gigih memegang teguh FirmanNya sampai FirmanNya itu
terwujud. Itulah yang dilihat oleh Tuhan Yesus.
Ok sekarang
apa yang dilihat oleh Paulus? Perhatikan Firman ini:
Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia
dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. Ia duduk mendengarkan, ketika
Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.
Lalu kata
Paulus dengan suara nyaring: "Berdirilah tegak di atas kakimu!" Dan
orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari (Kis 14:8-10).
Apa yang Paulus lihat? Paulus melihat orang itu mendengarkan tatkala Firman
diberitakan. “Mendengarkan” berarti menaruh perhatian atau fokus pada perkataan
orang yang berbicara kepadanya. Apa yang didengarnya dari Paulus? Berita injil
(Kis 14:7).
Paulus melihat orang ini mendengarkan dengan seksama berita injil dan berkesimpulan
orang itu percaya alias beriman tentang Yesus yang sudah mati dan bangkit demi
keampunan dosa manusia dan bilur-bilurNya sudah menyembuhkan penyakitnya.
Iman datang dari pendengaran (Roma 10:17). Setelah mendengar Firman tentang Injil, orang itu percaya alias beriman. Paulus mempergunakan iman orang yang percaya kepada injil itu untuk mengimani kesembuhannya.
Polanya: dari pemberitaan Firman Injil lalu timbul iman
terhadap Injil, kemudian iman itu dipakai untuk mengimani kesembuhan, yang juga
menjadi bagian dari kabar
baik injil:
“..untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan
orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah
datang" (Luk 4:19).
Lalu Paulus mengeksekusi kesembuhan orang itu: Kata Paulus dengan suara nyaring: "Berdirilah tegak di
atas kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari
(Kis 14:10). Orang yang ditawan oleh kelumpuhan itu kini telah dibebaskan.
Perhatikan, Paulus mengeksekusinya juga dengan iman. Iman
terhadap Firman yang mana? Yang ini:
” ..Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji
sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke
sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu” (Mat
17:20).
Paulus mengimani dan mengaplikasikan Firman Tuhan Yesus tersebut: Ia tidak
berdoa kepada Tuhan Yesus, minta agar si lumpuh disembuhkan, melainkan membuka
mulutnya dan berkata kepada “gunung” itu yakni kelumpuhan itu, untuk minggat
dan memerintahkan kesembuhan hadir.
Faith works!_Dan si sakit itu pun melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari. Jadi sebelum mendoakan orang sakit, ada baiknya Anda membangun iman si sakit.
Anda bercerita terlebih dahulu bahwa Tuhan Yesus sangat mengasihi si sakit itu
terbukti Beliau sudah menyembuhkan si sakit dengan bilur-bilurNya. Dan yang
Beliau kehendaki adalah iman percaya dari si sakit terhadap FirmanNya.
Jika si sakit mendengarkan dengan seksama, dan Anda lihat bahwa si sakit
percaya atau beriman terhadap pemberitaan Anda, itu sudah “separuh” kesembuhan.
Anda tinggal mengeksekusinya dengan iman. Perintahkan penyakit itu keluar atau tubuh itu sembuh dalam nama Yesus.
Iman adalah memerintahkan (Mat 8:9), yakni menyadari otoritas yang ada padanya
yakni otoritas atas nama Tuhan Yesus dan mengekseskusinya dengan perintah,
sehingga kuasa Roh Kudus akan mengalir
dari dalam hati Anda ke tubuh si sakit untuk menyembuhkannya:
“Barangsiapa
percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya
akan mengalir aliran-aliran air hidup” (Yoh 7:38). “Aliran-aliran air hidup”
atau Roh Kudus itulah yang mengalir dari tubuh Anda ke tubuh si sakit, menghidupkan
kembali sel-sel tubuh si sakit yang telah mati.
Pertanyaan:
Apakah si
sakit harus memiliki iman sendiri agar sembuh, bukankah si sakit bisa sembuh karena
iman teman-temannya atau iman si pendoa? Betul, dalam kasus pertama, si sakit
sembuh berkat iman teman-temannya, sementara pada kasus kedua si sakit sembuh
berkat imannya sendiri.
Tuhan pun membangkitkan Lazarus tentu dengan imanNya, bukan iman Lazarus. Wong
dia sudah mati bagaimana mungkin disuruh beriman. Akan tetapi Tuhan Yesus
selalu mengupayakan agar si sakit sembuh dengan imannya sendiri: “Jadilah
kepadamu menurut imanmu” (Mat 9:29). Why?
Jika si sakit sembuh berkat imannya sendiri, dia tidak akan mudah digoyang oleh
si jahat yang acapkali mencoba menggoyang iman anak-anakNya, lalu mencuri
kesembuhannya. Karena Tuhan bilang pencuri itu kerjaannya mencuri, membunuh dan
membinasakan (Yoh 10:10a).
Jika si sakit sembuh semata-mata berkat iman si pendoa dan tidak mau belajar
mengimannya sendiri, maka jika si jahat bisa
mengirim gejala sakit itu kembali, untuk menggoyahkan imannya: “benarkah saya
sudah sembuh, atau jangan-jangan hanya sugesti atau pseudo healing?”
Lalu rontoklah imannya tatkala dia membuka mulutnya dan mengatakan: ”ternyata
saya belum sembuh, kesembuhan kemarin hanya sugesti belaka”. Pancingan iblis mengena,
sehingga penyakit itu punya legitimasi untuk masuk kembali, lalu dengan
penyakit itu iblis membunuh dia.
Karena salah satu pekerjaannya
adalah: membunuh. Dan jika dia meninggal dalam posisi belum jadi orang
percaya kepada Yesus, maka roh jahat dan teman-temannya akan membinasakan (destroy KJV) alias menyiksa si sakit di
kerajaan maut sembari
menunggu penghakiman terakhir.
Karena job desc iblis selain mencuri dan membunuh adalah membinasakan. Berbeda
terbalik dengan pekerjaan Tuhan
Yesus: “..Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam
segala kelimpahan” (Yoh 10:10b).
GBU.
Komentar
Posting Komentar