DOA YANG BERIMAN: YANG MEMERINTAHKAN ATAU YANG MEMOHON? (2 SELESAI)

Apakah doa dengan memohon kepada Tuhan berarti doa itu tak beriman? Tidak juga. Jangan salah, Tuhan Yesus tidak pernah melarang orang berdoa dengan memohon. Lalu berdoa dengan memohon tapi memiliki iman yang besar itu bagaimana?

Perhatikan FirmanNya: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Mat 7:7). Apa “semangat” yang terkandung dalam FirmanNya tersebut?

Bukankah Anda diperintahkan meminta sampai apa yang Anda minta diberikan, mencari sampai apa yang dicari Anda dapat, mengetok sampai pintu dibukakan bagi Anda, bukan? Apa artinya? Artinya Anda tidak diperkenankan menyerah sampai apa yang Anda memperolehnya.

Itulah iman yang besar. Contoh? Perhatikan perikop tentang perempuan Siro Fenesia/Kanaan yang minta anaknya sembuh dari sakit akibat dirasuk roh jahat (Mat 15:21-28).

Betapa gigihnya dia memohon. Dari awalnya yang memohon dengan tidak sopan: berteriak-teriak, tidak berhasil lalu kemudian menyembah dan memohon, juga gagal. Terakhir berargumentasi dengan Tuhan, sukses.

Tuhan pun sudah menolakNya, dari yang menolak secara halus yakni dengan hanya diam saja, tapi perempuan ini ga peka. Lalu mengatakan "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel," perempuan ini tetap ngotot.

Lalu terakhir Tuhan berikan penolakan yang ga enak didengar telinga yang bisa bikin orang normal bisa sakit hati dan undur walaupun hal itu merupakan istilah yang umum di Israel: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."

Tapi perempuan ini ga kunjung menyerah, dia berargumentasi: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya" sehingga malah Tuhan Yesus yang akhirnya “menyerah”. Anak si perempuan itu sembuh, dan dia dipuji besar imannya oleh Tuhan Yesus.

Jangan Anda keliru. Perempuan ini tidak memohon hal yang di luar kehendakNya. Kesembuhan anaknya adalah kehendakNya. Karena tidak pernah tercatat dalam Alkitab Tuhan Yesus menolak orang yang minta sembuh. Yang ada malah Dia ditolak oleh orang sekampungNya (Mark 6:1-5).

Kepada perempuan ini pun tidak tercetus kata “Tidak” dari mulut Tuhan. Jadi sebenarnya Tuhan juga tidak benar-benar menolaknya. Tapi ini terkait “job desk” Tuhan Yesus yang bukan terhadap orang kafir penyembah berhala. Itu tugasnya Paulus dan kawan-kawan pasca kebangkitanNya.

Tapi kenapa Tuhan Yesus akhirnya menyembuhkan anaknya juga? Karena iman perempuan itu terhadap FirmanNya, maka “jadilah kepadamu menurut imanmu” (Mat 9:29). Firman yang mana yang diimani oleh si perempuan itu?

“oleh bilur-bilurNya kamu sembuh”(Yes 53:5, 1 Pet 2:24b). Kepada si kusta yang minta sembuh Tuhan bilang: ”Aku mau, jadilah engkau tahir (sembuh)” (Mark 1:41). “Mau” dalam bahasa aslinya menunjukkan karakter Tuhan Yesus selalu mau mengampuni dan menyembuhkan (Maz 103:2-3).

Dengan iman bahwa Yesus pasti mau menyembuhkan anaknya, ia gigih dari berteriak-teriak sampai menyembah, dari memohon sampai argumentasi, dan itulah yang dipuji oleh Tuhan Yesus: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki” (Mat 15:28). Contoh lain?

Lihatlah tokoh janda dalam perumpaman Janda Vs Hakim yang lalim (Luk 18:1-8). Janda adalah figur yang lemah secara fisik, ekonomi dan sosial. Hakim adalah tokoh yang berkuasa. Tetapi karena janda itu selalu menyambangi hakim minta perkaranya dibela, situasinya malah jadi kebalikannya.

Sekarang Hakimnya malah jadi takut sehingga akhirnya membela perkara janda itu. Dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus menegaskan, bahwa Anda harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (Luk 18:1).

Jadi jika baru berdoa tiga kali, tapi Anda atau orang yang Anda doakan tak kunjung sembuh. Jangan bilang :”Tuhan tidak mau menyembuhkan”. Itu memfitnah Tuhan, lantaran Tuhan bilang sebaliknya :”Aku mau jadilah engkau sembuh”(Mark 1:41).

Saya pernah mendoakan orang yang baru sembuh sempurna pada kunjungan yang ke 25 (kira-kira), no obat, no dokter. Si sakit sudah enggan pergi ke dokter karena dokter sudah memvonisnya tidak bakalan sembuh seumur hidup.

Jadi Anda boleh berdoa memohon, tapi bukan dengan cara begging_, atau berspekulasi kalo disembuhkan ya syukur kalo tidak ya ga apa-apa, atau sembari nangis-nangis berharap Tuhan kasihan dengan Anda, bukan seperti itu.

Tapi Anda diperintahkan berdoa dengan gigih, gembira, penuh semangat (Ams 17:22) pantang menyerah dan yakin kehendakNya terwujud:

“Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka” (Luk 18:7-8a).

Apa kehendakNya itu? Kalo dalam hal sakit-penyakit kehendakNya adalah: “sembuhkanlah orang sakit” (Mat 10:8a), “ oleh bilur-bilurNya kamu sudah sembuh” (1 Pet 2:24b) “doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu..” (Yak 5:15).

Jadi berdoa dengan iman, kedua-duanya bisa dengan memerintahkan dan dengan memohon. Yang manakah yang lebih efektif, yang memerintahkan seperti yang Tuhan Yesus lakukan atau yang memohon?

Menurut hemat saya berdasarkan pengalaman yang berdasarkan Firman, memerintahkan lebih cepat dan lebih powerful. Tapi pilihan di tangan Anda. Asal karakter iman yang utama harus tetap melekat. Yakni itu tadi: gigih, gembira, semangat, konsisten, sampai FirmanNya terwujud.

Jangan sampai ”prediksi” Tuhan Yesus terjadi. Apa yang Tuhan prediksi? Ini: “Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Luk 18:8).

Adakah menjelang kedatanganNya, di tahun 2024 ini ada anak-anak Tuhan yang berdoa dengan cara memohon, melakukannya dengan sikap yang yakin, gigih, gembira, semangat, pantang menyerah sampai kehendakNya terwujud?

GBU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

- TUHAN BERDAULAT UNTUK MENYEMBUHKAN ATAU TIDAK MENYEMBUHKAN ANDA. BENARKAH?

TERBIASA MENGALAHKAN SINGA

”DENGAN BILUR-BILURNYA KAMU SUDAH SEMBUH.” SEMBUH DARI APAKAH YANG DIMAKSUD? BACA COMMENTARY!