DOA YANG BERIMAN: YANG MEMERINTAHKAN ATAU YANG MEMOHON? (1)
Sudah menjadi hukum dan ketetapanNya bahwa doa tanpa iman, Tuhan tidak senang dan doa itu tidak bakal dikabulkan:
Hukum dan ketetapan ilahi itu juga dinyatakan secara gamblang oleh Tuhan Yesus
tatkala Beliau memuji iman perwira Romawi yang minta hambanya disembuhkan itu
sebagai iman yang besar: "..sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku
jumpai pada seorang pun di antara orang Israel”
Otoritas yang dimiliki oleh si pendoa itu adalah otoritas Nama Tuhan Yesus dan
kuasa yang mengalir dari tubuh si pendoa itu adalah kuasa Roh Kudus. Si pendoa
berhak memerintahkan roh jahat itu, roh jahat itu wajib taat kepada perintah si
pendoa itu. Why?
Nama Yesus adalah nama di atas segala nama: “supaya di dalam nama Yesus
bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada
di bawah bumi” (Fil 2:10).
Semua dilakukan dalam kerangka ketaatan pada FirmanNya, karena iman yang
dimaksud Tuhan adalah iman kepada FirmanNya, bukan iman kepada yang lain (Roma
10:17). Jadi si pendoa tidak bisa memerintahkan roh jahat untuk melakukan hal lain
yang bertentangan dengan FirmanNya.
“..Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar
biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini
ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu”
(Mat 17:20).
Jadi jika si pendoa biasanya berdoa memohon si sakit sembuh, lalu menyadari
bahwa dia memiliki otoritas Tuhan Yesus, lalu mengeksekusinya dengan membuka
mulut dan memerintahkan penyakit keluar, maka sejatinya dia sudah menaikkan
level imannya dari kecil menjadi besar.
Tinggal dia berlatih, berlatih dan berlatih, artinya konsisten melakukannya di
sepanjang hidupnya saat menghadapi sakit penyakit, agar dia semakin mahir sehingga
kesembuhan semakin cepat dan sempurna, sesuai kehendakNya: ”Oleh bilur-bilurNya
kamu sudah sembuh” (1 Pet 2:24b, Mat 8:16-17).
Pendoa yang
bertindak seperti itu sangat tahu benar akan rahasia yang berabad-abad
tersembunyi turun-temurun dan yang baru sekarang
dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Apa itu? “Christ in you, the hope of glory” (Kol 1:27).
Tatkala dia membuka mulut dan memerintahkan penyakit keluar dan atau tubuh sembuh dalam Nama Yesus, Kristus yang ada di dalam hatinya, yang diwakili oleh Roh Kudus, akan bertindak. Karena Roh Kudus bertindak, si sakit sembuh, dan Anak Allah dimuliakan (Yoh 11:4).
Iman yang
besar yakni yang menyadari otoritas yang dimiliki dan menjalankan otoritas itu
dengan perintah, mestinya tidak sulit dipahami oleh orang Kristen. Kenapa?
Karena sehari-hari mereka melihat dan bahkan melakukannya dalam hidup mereka.
Di kantor sebagai atasan mereka memiliki otoritas terhadap anak buah mereka.
Bagaimana otoritas itu dijalankan? Sama, tentu dengan membuka mulut dan memberi
perintah. Tidak harus berteriak, tapi tegas dan yakin bahwa mereka adalah
atasan yang patut ditaati. Jika anak buah membangkang?
Tinggal diberi SP (Surat Peringatan) 1 atau SP2 supaya si bawahan sadar tak ada
gunanya membangkang perintah atasan karena itu berisiko kena PHK. Kalo si
pendoa tidak bekerja di kantor atau bukan pengusaha tapi berprofesi sebagai
pekerja mandiri?
Mereka pasti punya pihak ke-tiga yang harus taat pada perintahnya, entah
pemasok barang, kurir pengirim barang, dan sebagainya. Atau selaku orangtua,
mereka berhak memerintahkan anak bukan?
Jadi tinggal “copy paste” kebiasaan mereka selaku atasan memberi perintah kepada bawahan yang kelihatan, sekarang jadi selaku anak Tuhan yang memegang otoritas Tuhan Yesus memerintahkan bawahan yang tidak kelihatan: iblis dan atau sakit penyakit.
Hanya kepada
iblis, roh jahat dan sakit penyakit saja kah? Tidak tapi segala yang ada harus tunduk:
”..dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di
atas bumi dan yang ada di bawah bumi” (Fil 2:10).
"Segala yang ada" berarti segala roh (yang bukan dari Tuhan) dan daging, ruang dan waktu, materi, energi, binatang, tumbuhan, virus, situasi/kondisi, masalah, sakit penyakit dan cuaca, harus tunduk kepada Nama Yesus. Contoh?
Anda lagi shooting film tapi hujan ga
berhenti, Anda bisa rugi ratusan jutaan rupiah. Anda tentu tidak akan panggil pawang
hujan. Anda berdoa mengucap syukur bahwasanya Tuhan Yesus setia dengan
FirmanNya lalu Anda tunjuk ke langit perintahkan dengan tegas hujan berhenti
dalam nama Yesus.
Yakinlah Tuhan mulutNya bisa dipercaya: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal
tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan
terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya” (Mark 11:23).
Tinggal
Anda, apakah Anda percaya dengan OmonganNya? Nanti dianggap kurang waras
bagaimana? Lho bukankah Tuhan Anda juga dianggap kurang waras (Mark 3:21)?
Bukankah seorang murid akan sama dengan gurunya (Luk 6:40)?
Ok, lalu apakah doa dengan memohon itu berarti doa yang tak beriman? Jangan
salah, Tuhan Yesus tidak pernah melarang orang berdoa dengan memohon. Lalu berdoa dengan memohon tapi memiliki iman yang
besar itu bagaimana?
Sampai besok
GBU
Komentar
Posting Komentar