IMAN BISA DILIHAT (1)

Ketika Yesus MELIHAT iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"(Mark 2:5) Dan Paulus menatap dia dan MELIHAT, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan (Kis 14:9b).

 Iman adalah “…. bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibr 11:1b). Yang Anda imani belum bisa Anda lihat pada saat Anda memutuskan untuk beriman. Karena iman adalah percaya walau tidak melihat (Yoh 20:29), mendengar, meraba, mencium, mengecap dan memegang.

 Misal, pada saat Anda sakit dan Anda memutuskan percaya bahwa “oleh bilur-bilurNya Anda sudah sembuh” (1 Pet 2:24b), kemungkinan besar Anda belum melihat kesembuhan Anda pada saat Anda mulai mengimaninya.

 Menariknya, walaupun iman adalah bukti bahwa Anda akan memperoleh yang belum kelihatan itu (Ibr 11:1b), namun iman bisa DILIHAT.  Yang Anda imani tidak kelihatan, tapi bukti bahwa Anda beriman itu kasat mata.

 Anda bisa mengaku Anda beriman sembuh, tapi orang bisa melihat apakah Anda beriman atau tidak.

Dari mana melihatnya? Dari perbuatan Anda. Firman mengatakan:

“Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak 2:17). Perbuatan Anda mencerminkan iman Anda. Perbuatan-perbuatan apa saja yang menjadi bukti Anda mengimani sesuatu?

Poin pertama, mulut Anda karena iman adalah berkata-kata. Alkitab menulis: Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata (2 Kor 4:13).

Apa yang Anda perkatakan itu menunjukkan iman Anda. Saat Anda sakit dan berharap sembuh,  perkataan siapakah yang sering Anda ucapkan berulang-ulang?  Apakah perkataan paramedis: “penyakit jenis ini sukar disembuhkan”

atau omongan petinggi gereja: “Tuhan belum tentu mau menyembuhkan kamu” atau hikmat duniawi yang amat indah :“kamu harus bersahabat dengan penyakit”, atau FirmanNya yang mengatakan: “Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh” (1 Pet 2:24b, Yes 53:5) ?

Jika Anda mengaku beriman tapi mulut Anda senantiasa mengatakan:”penyakit ini belum ada obatnya”, atau “ Tuhan punya kedaulatan sendiri, saya tidak bisa memaksa Dia menyembuhkan”, atau “ini kehendak Tuhan, Dia punya rencana yang indah lewat penyakit ini ” dan sejenisnya, 

atau Anda sering mengatakan situasi dan kondisi yang Anda deteksi lewat panca indera: ”dari dulu didoain ga ada kemajuannya”, “rasa sakitnya belum hilang, mana bisa sembuh”, “nanahnya tak kunjung kering emang bisa sembuh?”

dan TIDAK mengatakan: ”oleh bilur-bilurNya saya sudah sembuh”,   itulah iman Anda. Tuhan Yesus bilang: ”Jadilah kepadamu menurut imanmu” (Mat 9:29). Anda jadi tidak sembuh karena Anda --lewat mulut Anda—mengimani begitu.

Karena iman timbul dari dua sumber: a. pendengaran non Firman Kristus, b. Firman Kristus (Roma 10:17). Tuhan Yesus menghendaki Anda mengimani FirmanNya, bukan mengimani omongan manusia yang bukan berasal dari FirmanNya atau situasi/kondisi yang Anda indera.

Karena apa yang Anda imani, itulah yang akan terjadi.

Contohlah perempuan yang sakit pendarahan. Dengan intensnya dia mengatakan: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh" (Mat 9:21, Mark 5:28), maka terjadilah seperti yang ia perkatakan: ia sembuh seketika tatkala menjamah jumbai jubahNya.

Demikian pula Perempuan Siro Fenesia/Kanaan yang minta anaknya disembuhkan, kata-katanya menunjukkan imannya yang besar. Tuhan pun memujinya:  ”Hai ibu besar imanmu” (Mat 15:28). Apa yang dia perkatakan? Dengan kata-katanya dia tidak pernah menyerah mohon anaknya sembuh:

“Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak” (Mark 7:28),  alhasil Tuhan Yesus memutuskan: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu” (Mark 7:29).

Kedua, iman Anda bisa dilihat dari cara pandang/paradigma Anda terhadap diri Anda sendiri terkait situasi yang menghalangi apa yang Anda imani. Jika Anda memandang diri Anda terlalu lemah dan problema Anda terlalu besar, sehingga Anda harus begging kepada Allah, itu bukan iman.

Misal Anda sakit dan Anda merasa bukan apa-apa sementara penyakit Anda Anda pandang sedemikian superior bahkan dokter pun yakin Anda tidak bakal sembuh, sehingga Anda harus memohon-mohon belas kasihan Allah minta Anda disembuhkan, itu bukan iman.

Karena iman adalah memahami otoritas dan menjalankan otoritas tersebut dengan perintah. Itulah yang dipahami oleh perwira Romawi saat dia meminta Tuhan Yesus hanya mengucapkan sepatah kata saja: ”Sembuh” agar bawahannya sembuh, ketimbang Yesus harus datang mengunjunginya.

Itu pun Tuhan sudah puji imannya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel” (Mat 8:9-10). Padahal perwira Romawi itu hanya memahami, bukan orang yang menjalankan otoritas itu. Dan dia orang kafir, bukan Israel.

Btw pada jaman Yesus hidup di Israel, tidak ada satu pun para murid atau pun orang Israel yang lahir baru. Lantaran Yesus belum mati dan bangkit, dan Roh Kudus belum turun atas mereka. Tapi Anda searang sudah menjadi muridNya dan sudah terima Roh Kudus.

Dan perintahNya ini berlaku dari kekal sampai kekal, karena FirmanNya kekal di sorga (Maz 119:89):

“Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu” (Mat 17:20b).

Tuhan tidak mau Anda memohon kepadaNya untuk menyingkirkan gunung Anda yang amat besar, tapi Anda sendiri buka mulut perintahkan gunung itu minggat atas nama Nya yang jauh lebih besar dari gunung itu yakni: nama YESUS.

Jadi jika Anda beriman, Anda tidak akan memohon Allah untuk menyingkirkan penyakit Anda, tetapi Anda buka mulut dan perintahkan penyakit itu keluar atau tubuh Anda yang sakit sembuh dalam nama Yesus. Anda berhak memerintahkan dia keluar, dan dia wajib keluar. Kenapa?

Roh Kudus yang di dalam tubuh Anda lebih besar daripada segala roh yang ada di duni (1 Yoh 4:4). Jadi secara hirarkis di alam roh, pangkat Anda lebih tinggi dari roh tersebut. Anda berhak memerintahkan, si penyakit wajib taat. Dan Anda memerintahkannya di dalam nama Yesus.

Karena di dalam Nama itu: “..bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,..” (Fil 2:10).

Jadi iman Anda bisa dilihat tatkala Anda bangkit, buka mulut, gunakan otoritas yang Tuhan berikan Anda untuk melaksanakan perintahNya “sembuhkanlah orang sakit” (Mat 10:8) dengan MEMBUKA MULUT dan perintahkan penyakit atau iblis keluar, dan tubuh sembuh dalam namaNya.

Anda berkilah Anda bukan tentara jadi kurang paham otoritas. Ok, Anda pernah kerja kan, entah kerja di kantor atau wirausaha atau pekerja lepas? Anda pernah punya bawahan kan? Dengan apa Anda tunjukkan otoritas Anda terhadap bawahan Anda? Dengan mulut, bukan?

Dengan pede Anda perintahkan dia melakukan sesuatu sesuai dengan jobdesknya, dan Anda yakin dia pasti taat bukan?  Karena jobdesk penyakit/iblis adalah taat pada perintah Anda di dalam namaNya.

Jadi poin yang ke-dua ini juga terkait “kata-kata” yakni perintah yang keluar dari mulut Anda. Orang lain dan Tuhan melihat Anda beriman dari mulut Anda yang memerintahkan penyakit/iblis keluar dalam nama Yesus.

Poin berikutnya? Ok Tuhan Yesus dan Paulus melihat bahwa orang yang akan disembuhkan oleh mereka itu punya iman atau beriman (Mat 9:2b; Kis 14:9b). Apa yang mereka lihat?

Sampa besok

GBU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

- TUHAN BERDAULAT UNTUK MENYEMBUHKAN ATAU TIDAK MENYEMBUHKAN ANDA. BENARKAH?

TERBIASA MENGALAHKAN SINGA

”DENGAN BILUR-BILURNYA KAMU SUDAH SEMBUH.” SEMBUH DARI APAKAH YANG DIMAKSUD? BACA COMMENTARY!