BERIMAN ITU KAYAK SIAPA? (2)
Kayak Elia dong. Tindakan Elia yang mana yang menunjukkan imannya? Sebelum ke situ, kita simak dulu pernyataan Tuhan Yesus tentang iman. Iman itu kayak yang bagaimana Tuhan Yesus?
“Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Mark 11:24).
Coba cermati statement Tuhan yang menarik ini. Kenapa menarik? Jika kalimat itu dikaji secara tenses (kala) maka akan menjadi kalimat dengan tensesyang sangat unik. Perhatikan:
“apa saja yang kamu minta dan doakan,” present tense: percayalah bahwa kamu telah menerimanya”, past tense: “maka hal itu akan diberikan kepadamu”, future tense.
Jadi apa yang Anda minta, Anda seolah-olah telah mendapatkannya, maka di kemudian hari hal itu akan dikaruniakan kepada Anda.
Anda minta sembuh, Anda seolah-olah sudah sembuh, maka Anda akan sembuh. Anda minta kaya, Anda seolah-oleh sudah kaya, maka Anda akan kaya. Anda minta sukses, Anda seolah-olah sudah sukses, maka Anda akan sukses.
Jangan salah, bukan berarti Anda berpura-pura: Anda masih sakit dan belum sembuh tapi berpura-pura sudah sembuh. Bukan itu, tapi paradigma Andal bahwasanya Tuhan sudah mengaruniakan kesembuhan kepada Anda pada saat Anda memintanya (dengan bilur-bilurNya kamu *sudah* sembuh);
Bahwasanya kesembuhan itu hanya soal waktu; dan sembari menantikannya, Anda mengikuti sesi latihan atau terapi dengan gembira dan semangat (Ams 17:22), dan itu tercermin dalam mulut Anda yang optimis dan percaya akan janji-janjiNya. Maka kesembuhan akan terwujud secara fisik.
Seperti anak kecil yang dijanjikan oleh ayahnya akan diberikan sepeda baru. Dia belum menerima sepeda itu, tapi saking gembira dan semangatnya, dia lalu mempersiapkan garasinya, membeli pompa bannya, sudah membayangkan dia akan bersepeda dengan teman-temannya,
dan ia bikin “pengumuman” ke seluruh temannya bahwa dia sudah punya sepeda baru, padahal dia belum menerimanya. Kenapa dia begitu yakin akan menerima sepeda baru itu? Karena yang menjanjikannya adalah ayahnya sendiri yang begitu dia percayai tidak pernah mengecewakannya.
Ok sekarang apa tindakan Elia yang mencerminkani iman seperti ini? Rakyat Israel yang dipimpin oleh raja Ahab banyak yang menyembah dewa Baal. Elia berdoa agar hujan tidak turun, dan hujan pun tidak turun selama tiga setengah tahun (Yak 5:17). Elia lalu menjadi buronan raja Israel.
Tapi Tuhan memerintahkan Elia untuk menantang Ahab mengadakan “uji tanding” untuk membuktikan siapa Allah yang benar. Dalam pertandingan itu, siapa yang bisa menghadirkan api dari langit untuk membakar korban sembelihan masing-masing, dia yang menang.
Pada giliran pertama, tidak ada api turun dari langit untuk membakar korban sembelihan para nabi-nabi Baal, walau mereka sudah menari-nari, berteriak-teriak bahkan menorah-noreh tubuhnya dengan pedang dan tombak, bahkan sampai kerasukan.
Begitu giliran Elia, api dari langit langsung menyambar korban sembelihanya. Rakyat menyadari siapa Allah yang sejati sehingga para nabi Baal ditangkap dan dibunuh. Lalu Elia berkata kepada Ahab "Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran.”
Apakah sudah
ada tanda-tanda mau turun hujan? Belum. Lalu mengapa Elia bilang begitu? Dia
percaya sudah akan terjadi hujan. Lalu apa yang dia lakukan? Dia berdoa 7 kali.
Setiap kali habis berdoa, ia minta asistennya untuk mengecek hasil doanya,
apakah timbul awan hujan.
Sehabis doa yang pertama hingga yang ke-6, tidak terjadi apa-apa, langit bersih
tidak tampak ada tanda-tanda mau turun hujan. Pun begitu juga pada doanya yang
ke-7 kalinya. Hanya kali ini tampak awan kecil yang hanya sebesar telapak
tangan. Apakah itu tanda-tanda akan turun hujan?
Tidak usah panggil ahli meteorologi dan geofisika, anak kecil juga tahu itu jauh dari tanda-tanda akan turun hujan. Melihat doanya “belum manjur”, apa yang dilakukan oleh Elia? Dia panggil asistennya untuk menyampaikan pesan kepada Ahab :
"Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan." Perhatikan, belum terlihat ada tanda-tanda yang meyakinkan akan turun hujan, tapi Elia bertindak seolah-olah sudah turun hujan, sehingga ia menasehati Ahab demikian. Lalu apa yang terjadi?
Maka dalam sekejap mata langit menjadi kelam oleh awan badai, lalu turunlah hujan yang lebat. Ahab naik kereta lalu pergi ke Yizreel (1 Raj 18:45). Perhatikan, tujuh kali dia berdoa, hanya menghasilkan awan sebesar telapak tangan.
Tapi begitu dia tetap kekeuh bertindak seolah-olah sudah turun hujan, maka Alkitab mencatat langit menjadi kelam oleh awan badai dan turunlah hujan lebat hanya dalam tempo “sekejap mata”. Itulah iman.
Ada yang bilang oh ini ajaran New Age, dan yang sering diajarkan oleh para motivator duniawi. No. ini Alkitab. New Age atau para motivator itulah yang mencurinya dari Alkitab, karena Alkitab ada lebih dulu daripada mereka, tapi mereka main comot dan menghilangkan Yesus dan FirmanNya.
Jadi apa kesimpulannya? Iman adalah percaya seolah-olah sudah menerimanya walaupun situasi fisik berbeda dari apa yang dipercayai, maka hal itu akan dikaruniakannya.
Siapa lagi
selain beriman seperti Elia?
Kalo mau dicari, banyak. Kita fokus ke 2 peristiwa dari Injil saja. Perhatikan kisah sepuluh penyandang kusta
yang diperintahkan Tuhan menghadap iman untuk verifikasi tatkala mereka memohon
minta sembuh.
Tuhan Yesus tidak menjamah mereka, Tuhan Yesus juga tidak mengusir penyakit kusta mereka, Tuhan Yesus hanya memerintahkan mereka pergi memperlihatkan diri kepada para Imam (Luk 17:14).
Syukurlah mereka manut, dengan tanpa banyak cingcong mereka menghadap para imam seolah-olah mereka sudah sembuh, dan tinggal diverifikasi dan dinyatakan kesembuhannya secara resmi oleh imam sebagai pihak yang berwenang untuk menyatakan seseorang sembuh dari kusta.
Iman tanpa perbuatan adalah mati. Mereka berjalan menuju tempat imam seolah-olah sudah sembuh. Itulah iman mereka. Dan saat mereka dalam perjalanan, belum sampai di tempat imam, mereka sudah sembuh.
Saat mereka meminta, mereka percaya saat itu juga mereka sudah menerima kesembuhan itu, makanya mereka berani menghadap kepada imam. Tuhan Yesus bilang: ”maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Mark 11:23). Kapan diberikan? Saat mereka dalam perjalanan.
Seandainya mereka tiba-tiba menjadi “waras” dan menolak perintah Tuhan Yesus yang “tidak masuk akal itu”, mereka tidak bakal sembuh. Hanya sayangnya Cuma satu penderita kusta yang kembali untuk berkenalan dengan Yesus. Hidup kekal adalah mengenal Bapa dan Yesus (Yoh 17:3).
Selanjutnya adalah saat para pelayan di suatu pesta perkawinan yang kebingungan lantaran kehabisa anggur disuruh oleh Tuhan Yesus untuk mencedok air yang buat cuci kaki, dan memberikannya kepada pemimpin pesta seolah-olah itu anggur (Yoh 2:1-11).
Ini memerlukan iman lantaran Tuhan Yesus sebelumnya belum pernah mengadakan mujizat. Tuhan Yesus belum punya reputasi sebagai “miracle worker” yang menjadi jaminan bahwa perintahNya itu tidak kontra-produktif.
Syukurlah Maria ibunda Yesus berhasil meyakinkan para pelayan untuk taat apapun yang diperintahkan Yesus. Syukurlah para pelayan itu taat. Mereka membawa air buat cuci kaki ke pemimpin pesta seolah-olah itu anggur.
Maka Tuhan bilang: ”maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Mark 11:23). Kapan hal itu diberikan? Saat air itu dalam perjalanan dari tempayan ke tempat terhormat yakni pemimpin pesta.
Seandainya mereka “sadar” bahwa perintahNya itu “edan” dan amat sangat berisiko terhadap pekerjaan mereka, dan mereka menolak perintahNya, maka air tidak akan pernah menjadi anggur.
GBU
Komentar
Posting Komentar