ALLAH YANG PURA-PURA JADI MANUSIA

Anda pernah nonton tayangan prank Cristiano Ronaldo alias CR7 di youtube di mana sang mega bintang sepakbola itu menyamar jadi seorang lansia lalu ikut main sepakbola tarkam dengan sekelompok anak muda?

Tentu dia tidak langsung diijinkan ikut bermain lantaran sudah tuwir gitu mana bisa bersaing dengan yang muda, tapi karena dia pengin banget akhirnya dia diperbolehkan juga main sebagai penggembira. Awalnya si lansia ini menendang bola dengan benar pun tidak bisa.

Dia jadi bahan tertawaan para penonton. Maklumlah dia harus acting bak seorang kakek yang tentu tidak becus lagi main bola, agar orang percaya bahwa ia benar-benar telah renta. Tapi dalam satu momen tiba-tiba ia memperagakan kemampuan aslinya.  

Dengan kemampuan dribbling yang sempurna satu persatu pemain lawan dilewatinya dan hanya dengan satu sontekan yang tidak diduga-duga ia menjebol gawan lawan. Kejadian ini ia lakukan berkali-kali sampai gawang lawan jadi bulan-bulanannya.

Bukan hanya lawannya, teman satu timnya pun terpana. Gak nyangka ternyata si opa ini permainannya tingkat dewa. Mengapa mereka satu pun tidak ada yang mampu mencegat laju bolanya? Karena mereka pemain tarkam sedangkan si gaek ini adalah pemain kaliber dunia.

Mengapa kiper lawan tidak mampu menepis tendangannya? Karena dia hanya penjaga gawang amatiran, sedangkan si gaek ini peraih penghargaan ballon d’or lebih dari 3 kali. Kenapa tidak ada yang mampu merebut bola dari kakinya, karena dia Cristiano Ronaldo, sedangkan mereka nobody.

Penonton yang mulanya menertawakannya kini jadi bengong terpesona bahkan kini menyorakinya saking kagumnya.

Di akhir video si mahabintang membuka kedok penyamarannya. Alis palsu, janggut palsu, rambut palsu dicopotnya. Oalah ternyata dia adalah Cristiano Ronaldo, pantes. Endingnya semua pemain maupun penonton rame-rame berebut berselfie-ria dan minta tandatangannya. Prank nya sukses.

Sebuah pertanyaan besar bagi Anda orang Kristen. Apakah Tuhan Anda, Tuhan Yesus, dalam kasus ini seperti Cristiano Ronaldo?

Apakah Yesus adalah Allah yang menyamar sebagai manusia? Jadi secara fisik dia adalah manusia, tetapi segala kiprahNya dalam membuat mujizat adalah lantaran Dia Allah, karena hanya Dialah Allah yang punya power seperti itu?

Jadi kalo Dia bisa menyembuhkan orang sakit, sedangkan Anda tidak bisa, itu lantaran Dia Tuhan yang Maha Kuasa sedangkan Anda manusia biasa? Kalo dia bisa membangkitkan orang mati, itu lantaran Dia Allah Yang Maha Kuasa, sedangkan Anda hanyalah manusia biasa?

Kalo Dia bisa mengusir si jahat, itu lantaran Dia Tuhan pemilik langit dan bumi yang Maha Dahsyat, sedangkan Anda cuma manusia biasa?

Jawabannya adalah TIDAK. Tuhan Yesus BUKAN seperti itu. Kalo Anda berpikir seperti itu, berarti Anda belum sepenuhnya mengenalNya.

Yesus adalah Allah yang menjadi manusia sejati, BUKAN Allah yang pura-pura menjadi manusia. Alkitab mencatat Yesus “..telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia..” (Fil 2:7).

Perhatikan ayat itu, Yesus “menjadi sama dengan manusia”, dengan kata lain Dia dan Anda 100% sama dalam sisi manusia. Hanya bedanya Dia tidak berdosa, sedangkan Anda orang berdosa:

“Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibr 4:15).

Jadi Yesus adalah Allah 100% yang menjadi manusia 100% tanpa kehilangan hakekat keallahanNya sedikitpun lantaran Dia manusia, sekaligus tidak berkurang kemanusiaanNya sedikitpun lantaran Dia Allah.

How come? “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan” (Kol 2:9).

Masih terlalu ribet ya? Sederhananya begini. Yesus 100% Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Tapi waktu jadi manusia sebelum kebangkitanNya, Beliau konsekuen untuk dengan sengaja tidak menggunakan power ketuhananNya sendiri. Contoh?

Sebagai Allah, Yesus bisa berada di banyak tempat sekaligus, alias dalam satu waktu, karena Beliau omnipresent. Tapi sebagai manusia, secara fisik tidak dimungkinkan saat dia berada di Kapernaum, pada saat yang sama itu pula Dia juga ada di Yerusalem.

Karena Beliau sebagai manusia dibatasi oleh ruang dan waktu. Kalo mau ke Yerusalem dari Kapernaum Yesus harus ngapain? Ya mau tidak mau harus berjalan kaki mendaki atau naik keledai/kuda (karena belum ada kereta cepat) menuju ke sana.

Sebagai Allah, Beliau hanya dengan berfirman saja, maka segala sesuatu jadi (Kej 1:3). Dan sebagai Allah, Beliau tidak mungkin lapar, wong Dia Tuhan masak bisa lapar. Akan tetapi sebagai manusia, kalo tidak makan ya Beliau lapar.

Setelah berpuasa 40 hari 40 malam Yesus sebagai manusia tentu lapar, tapi Dia tidak terpengaruh cobaan iblis yang membujukNya menggunakan power ketuhananNya untuk mengubah batu jadi roti (Mat 4:3-4).

Sebagai Allah, Yesus tidak bisa merasa kesakitan. Tetapi sebagai manusia, Yesus merasakan sakit pada anggota tubuhnya tatkala ditampar oleh penjaga (Yoh 18:22), dipukuli (Mat 26:67), tatkala cemeti menancap di punggungNya (Yoh 19:1), tatkala paku menusuk tangan dan kakiNya.

Sebagai Allah, Yesus Maha Pintar. Dengan kepintaranNya Dia ciptakan bumi dengan segala mekanismenya yang rumit dan canggih:

“Dengan hikmat TUHAN telah meletakkan dasar bumi, dengan pengertian ditetapkan-Nya langit, dengan pengetahuan-Nya air samudera raya berpencaran dan awan menitikkan embun” (Ams 3:19)

Akan tetapi sebagai manusia, tidak bakalan saat ibuNya menyuruhNya belajar untuk menghadapi ujian akhir semester, Dia menjawab: ”Gak perlu mom. Aku kan Tuhan, Aku Maha Pintar jadi tidak perlu belajar”.  Never! Selaku manusia Yesus pun mau tidak mau harus belajar.

Bagaimana seorang Rabi atau Guru bisa menjadi teladan bagi murid-muridNya jika Ia menyuruh murid-muridNya belajar tapi Dia sendiri tidak pernah mau belajar?

Jika demikian apa bedanya Yesus dengan orang Farisi yang mengajarkan Firman tapi tidak melakukan apa yang diajarkan? Bukankah Dia sendiri pernah mengajarkan turutilah ajaran orang Farisi tapi jangan turuti perbuatan mereka? (Mat 23:3). 

Jika Yesus belajar mengapa orang-orang Yahudi bilang: "Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar!" (Yoh 7:15)? Kemungkinan karena Yesus bukan orang Farisi, dan tidak belajar di STT mereka, jadi dianggap tidak belajar

Tapi memang cara belajar Yesus amat sangat efektif dan efisien, dan itu dilakukannya sejak masa kecilnya. Maka tidak heran Yesus di Bait Allah bisa “..duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka” (Luk 2:46).

Perhatikan, bukan kepandaianNya yang dites oleh para alim ulama, melainkan Yesus si anak usia 12 tahun,  Dialah yang menguji knowledge para alim ulama tersebut. “Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya (Luk 2:46).

Apakah ujug-ujug Yesus langsung jadi jenius? No. Sebagai manusia sejati, bagiNya tidak ada yang instan. Semua kondisi fisik dan akal budinya growing: “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” (Luk 2:52).

Jika Yesus belajar, siapa yang mengajar Yesus? Bapa: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku” (Yoh 8:28).

Apakah Bapa mengajar Yesus langsung dari sorga? Tentu tidak begitu, kan ada Roh Kudus. Lewat Roh yang dari Bapa itulah Bapa mengajarNya:”..Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu..” (Yoh 14:26). Segala sesuatu? Yes. Tapi terutama Firman. Why?

Karena Roh Kudus selaku Roh Kebenaran (Yoh 14:17;15:26) selalu dan selalu mengacu kepada Firman yang adalah kebenaran (Yoh 17:17). Yesus adalah Firman Allah yang menjadi manusia, tetapi tatkala menjadi manusia sejati, Ia juga harus belajar Firman sama seperti Anda.

Namun dengan kecepatan pertumbuhan kecerdasan yang amat mengagumkan. Tidak heran, karena yang mengajarNya adalah Roh Kudus, Roh Bapa sendiri, yang sekarang berdiam di dalam tubuh Anda.

Sebagai Allah, Yesus Maha Tahu, tapi selaku manusia, Yesus tahu tentang banyak hal berkat info dari Roh Kudus: Dia tahu Natanael duduk di bawah pohon ara (Yoh 1:48), Yesus tahu pikiran jahat orang-orang Yahudi (Mat 9:4), Dia tahu laki-laki yang kini bersama perempuan Samaria itu bukan suaminya (Yoh 4:8).

Dia tahu situasi akhir jaman (Mat 24), dan sebagainya. Tetapi sebagai manusia Yesus TIDAK maha tahu. Untuk bisa tahu satu hal, kadang Yesus harus belajar atau bertanya kepada yang tahu atau diberi tahu oleh Roh Kudus. Apa contohnya Yesus tidak tahu akan suatu hal?

Yesus tidak tahu siapa yang menjamah jumbai jubahNya, makanya Dia terus bertanya bahkan sampai “..Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu” (Mark 5:32).  

Anda bisa bayangkan Yesus memandang ke kanan, kiri, depan, belakang untuk mencari tahu tapi tidak berhasil Ia ketahui siapa orangnya. Ia merasa ada kuasa keluar dari tubuhnya tapi tidak tahu siapa yang menjamahNya (Luk 8:46). Itu yang membuat para muridNya heran.

Kalo Anda bilang Yesus sebenarnya tahu tapi pura-pura tidak tahu, Anda mengarang bebas, karena Alkitab tidak pernah mencatat :”Yesus berbuat seolah-olah tidak tahu siapa yang menjamahNya”. Tidak. Kenapa sampai Roh Kudus tidak memberi tahu Yesus?

Karena iman si perempuan yang sakit pendarahan itu yang menghendaki dia sembuh dengan kuasa Yesus tanpa Yesus harus tahu siapa yang disembuhkanNya. Amazing. Dan terjadilah seperti yang diimaninya, karena Tuhan Yesus pernah bilang: ”Jadilah kepadamu menurut imanmu” (Mat 9:29).

Dalam mendiagnosa orang sakit, untuk mengorek informasi yang lebih dalam, dokter Yesus pun kadang harus bertanya kepada pihak si sakit. Contoh, Yesus bertanya kepada ayah si anak yang sakit bisu karena roh jahat itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?” (Yoh 9:21).

Apa lagi yang Yesus --selaku manusia-- tidak tahu?

Selaku manusia Dia tidak tahu hari dan jamnya kapan Dia akan datang kembali untuk menghakimi dunia, hanya Bapa saja yang tahu (Mark 13:32). Mengapa Yesus tidak diberi tahu oleh Bapa? Karena jika Yesus tahu, Anda yang memiliki pikiran Kristus (1 Kor 2:16) bisa tahu juga.

Sebagai Allah Yang Maha Kuasa, Yesus melakukan berbagai perkara yang dahsyat. Selain menciptakan langit dan bumi, apa lagi? Yesus membenamkan bumi dengan air bah, Yesus meluluhlantakan Sodom dan Gomora, Yesus membelah laut merah, apa lagi?

Pasca kebangkitanNya, Yesus menggulung langit, menggeser gunung dan pulau, menggoncangkan bumi dan merontokkan bintang-bintang jatuh ke bumi (Wah 6:13-14), melenyapkan langit dan bumi yang lama dan membuat langit dan bumi yang baru serta menghadirkan kota Yerusalem Baru (Wah 21:1).

Yesus menghajar lawan-lawanNya, meringkus iblis, alias naga, si ular tua itu dan konco-konconya, yakni maut dan kerajaan maut dan mencampakkan mereka semua ke dalam lautan api (Wah 20:10,13).

Tetapi tatkala menjadi manusia, Yesus power Nya berbeda lantaran Beliau punya tugas yang berbeda yang amat mulia.

Di bumi, Yesus “hanya” menyembuhkan orang sakit, “hanya” membangkitkan orang mati, “hanya” mengusir si jahat, “hanya” merubah air menjadi anggur, “hanya” berjalan di atas air, selain mengajar, menginjil dan bernubuat.

Tapi itu toh tetap mujizat bagi manusia.

Lalu dari mana Yesus punya kuasa untuk melakukan berbagai mujizat itu? Selaku manusia, semua kuasa yang dia miliki itu berasal dari Roh Kudus. “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Mat 12:28).

“yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia” (Kis 10:38).

Kalo Anda _kekeuh_ menyatakan bahwa Yesus menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati dan mengusir si jahat lantaran Dia Tuhan, berarti Petrus dan Paulus harus Anda sembah juga sebagai Tuhan, karena kedua rasul itu juga melakukan hal yang sama (Kis 3:7;9:40; 20:9).

Petrus pun berjalan di atas air sama seperti Yesus. Demikian halnya dengan ke-12 murid Yesus termasuk Yudas Iskariot, karena mereka juga diperintahkan Tuhan Yesus untuk mengabarkan injil, menyembuhkan orang sakit serta mengusir si jahat (Mat 10:8;Luk 10:9).

Bahkan ketujuhpuluh muridNya juga menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, dan mereka sukses menjalankan perintahNya (Luk 10:17). Apakah mereka semua itu Tuhan?

Jadi Tuhan Yesus, para murid, para Rasul bisa melakukan berbagai mujizat bukan karena mereka adalah Tuhan. Tetapi oleh karena kuasa Roh Kudus. Jangan salah, sekali lagi Yesus adalah Tuhan, para murid adalah manusia, bukan Tuhan.

Tetapi sewaktu mereka (Tuhan Yesus dan para muridNya) hadir dalam rupa yang sama, yakni manusia, power untuk melakukan mujizat sama-sama hanya berasal dari Roh Kudus. Btw Roh Kudus itu juga Tuhan lho, jangan salah.

Roh Kuduslah yang membangkitkan “kekuatan, kasih dan ketertiban alias sound mind” (2 Tim 1:7), Roh Kudus memampukan mereka dan Anda untuk “menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu” (Luk 10:19).

Makanya tidak heran Tuhan Yesus bilang: ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;” (Yoh 14:12).

Jadi Anda yang percaya dalam hati dan mengaku dengan mulut Yesus adalah Tuhan, Roh Kudus hadir di dalam hati Anda selamanya, sebagai meterai keselamatan (Ef 1:13), penasehat,  sekaligus “miracle worker” Anda, untuk menolong Anda melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Tuhan Yesus lakukan.

Anda hanya manusia biasa, tapi oleh karena bantuan Sang Penolong (Yoh 14:16) yang bersemayam di tubuh Anda, Anda “..boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi,..” (2 Pet 1:4) dengan melakukan mujizat-mujizat seperti yang pernah dilakukanNya.

Jadi Anda tidak bisa berkelit lagi tatkala Tuhan perintahkan Anda: ”Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan..” (Mat 10:8) dengan alasan: “Engkau kan Tuhan makanya bisa, sedangkan aku manusia biasa, mana bisa”. Tidak.

Walau untuk itu Anda harus belajar. Anda bukan hanya bisa, tapi Tuhan bahkan bilang Anda yang percaya kepadaNya bisa melakukan lebih besar dari pada itu (Yoh 14:12).  Kok bisa melakukan pekerjaan yang lebih besar dari Tuhan Yesus, apa pasalnya?

Tuhan hanya punya waktu 3,5 tahun sebelum disalib dan bangkit. Anda punya lebih banyak waktu untuk eksplorasi. Apa buktinya bisa lebih besar? Petrus sekali berkotbah 3.000 orang bertobat (Kis 2:41), sedangkan Tuhan Yesus belum pernah dalam sekali kotbah jumlah yang bertobat sebanyak itu.   

Tetapi hamba Tuhan jaman now yang berkotbah di sebuah stadion dan disiarkan langsung secara online melalui medsos dan ditonton oleh jutaan orang, yang bertobat bisa puluhan ribu orang sekaligus alias lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan Petrus, dan seterusnya.

Begitu Yesus bangkit dengan tubuh kebangkitanNya, maka Dia kembali menggunakan power ketuhananNya,  full speed. Beliau menampakan diri kepada 500 orang sekaligus alias dalam satu waktu (1 Kor 15:6), bukan satu per satu secara bergiliran.

Karena Yesus sejatinya adalah Tuhan yang omnipresent bisa berada di mana-mana dalam satu waktu. Itu tidak bisa dilakukanNya sewaktu Beliau menjadi manusia dan belum bangkit dari kematian, lantaran dibatasi ruang dan waktu.

Begitu Yesus bangkit dengan tubuh kebangkitanNya, maka Dia kembali menggunakan power ketuhananNya selaku Allah Yang Maha Tahu. Tidak ada hal yang tidak Beliau tahu di sorga, di bumi dan di bawah bumi, baik yang dulu, sekarang dan yang akan datang:

“Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar.. (Wah 2:2), Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya – (Wah 2:9), Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; (Wah 2:13)

Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, ..(Wah 2:19) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!.. (Wah 3:1) Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu.. (Wah 3:8)

Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas..” (Wah 3:15). Pasca kebangkitanNya, Tuhan Yesus yang kini duduk di sebelah kanan Bapa pun tahu kapan hari, jam dan detikNya Beliau akan datang kembali.

Jadi apa kesimpulannya? Yesus bukanlah Allah yang menyamar jadi manusia. Atau Allah yang pura-pura jadi manusia, tapi Allah yang benar-benar menjadi manusia yang secara konsekuen tidak menggunakan power ketuhananNya selaku yang Maha Kuasa, Maha Tahu dan Maha Pintar.

Namun sebagai manusia Beliau mampu melakukan hal-hal ilahi yang supranatural dan tahu akan banyak hal, karena bergantung dari kuasa Roh Kudus. Berbeda dengan CR7 yang menyamar jadi lansia agar orang tidak tahu siapa dia, Tuhan Yesus tidak begitu.

Yesus saat menjadi manusia tidak pernah nge-prank orang. Berkali-kali Dia menyatakan diriNya sebagai Anak Allah, namun orang-orang Yahudi yang tidak paham dan tidak percaya mencemoohNya, bahkan menyalibkanNya karena menganggap Dia menghujat Allah (Yoh 10:33).

Dan Roh Kudus yang sama, yang dulu pernah ada di dalam tubuhNya, yang membuat Dia bisa melakukan mujizat ini dan itu, kini bersemayam dia dalam tubuh Anda. Sehingga wajarlah jika Sang Guru memerintahkan Anda muridNya meneladani Beliau dengan melakukan pekerjaaan yang sama. 

GBU.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

- TUHAN BERDAULAT UNTUK MENYEMBUHKAN ATAU TIDAK MENYEMBUHKAN ANDA. BENARKAH?

TERBIASA MENGALAHKAN SINGA

”DENGAN BILUR-BILURNYA KAMU SUDAH SEMBUH.” SEMBUH DARI APAKAH YANG DIMAKSUD? BACA COMMENTARY!