BAGAIMANA MENDENGARKAN SUARA TUHAN DARI ZAMAN KE ZAMAN

Pada Perjanjian Lama (PL)

Pada masa PL  Allah berbicara kepada umatNya Israel melalui nabi sebagai perantara: ”Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi,..” (Ibr 1:1).

Jadi jika umatNya ingin tahu apa kehendak Tuhan terkait satu masalah, mereka mendatangi nabi untuk minta petunjuk dari Tuhan. Contoh, raja Yehuda Yosafat dan raja Israel mau maju perang melawan Aram, mereka harus konsultasi dengan nabi dulu untuk tahu kehendak Tuhan (1 Raj 20).

Keuntungannya pada jaman ini adalah, apa yang nabi Tuhan katakan, itu sudah pasti dari Tuhan, tinggal ditaati saja, pasti yang melakukannya akan beruntung atau berhasil. Karena nubuat nabi Tuhan sudah pasti 100% benar,  tidak mungkin salah. Walaupun jawabannya tidak selalu instan.

Namun ada kelemahannya,  yakni jika ada kendala geografis yang ekstrem, orang jadi terhalang untuk mendengarkan suara Tuhan. Selain itu umatNya bisa saja terkecoh mendengarkan petunjuk dari nabi palsu yang mengaku-ngaku sebagai nabi Tuhan.

Alhasil jika menuruti nasihat nabi palsu, bukan keberuntungan yang mereka dapatkan melainkan celaka. Oleh sebab itu umatNya harus memastikan bahwa nabi mereka adalah nabi Tuhan, bukan nabi palsu.


Pada Perjanjian Baru (PB) sebelum Pentakosta

Pada masa Tuhan Yesus sebelum hari Pentakosta, “..Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada.. (Ibr 1:1).

Sewaktu Tuhan Yesus datang ke dunia, tidak sulit mendengarkan suara Tuhan.  Lantaran Tuhan sudah benar-benar menjadi manusia: sosoknya dapat dilihat, suaranya audible, bisa berinteraksi, bisa diajak salaman, dan sebagainya. Karena Beliau selain 100% Allah, juga 100%  manusia.

Hanya bedanya Anak Manusia ini memiliki wibawa ilahi dan tidak berdosa.

Apa keuntungan mendengar suaraNya pada masa itu? Mereka percaya bahwa memang benar Yesus lah yang sedang berbicara kepada mereka, bukan orang lain karena kehadiranNya bisa dideteksi dengan panca indera: dilihat, didengar dan diraba.

Tinggal mereka percaya atau tidak bahwa yang berbicara kepada mereka itu Tuhan sendiri atau Mesias yang dijanjikan di dalam PL, bukan sekedar rabi atau nabi. Jika mereka percaya, mereka bisa mendengarkan kehendak Tuhan secara langsung dan memperoleh hidup kekal.

Kelemahannya adalah tidak semua orang Israel yang menjadi audience Nya yakni: keduabelas dan  ketujuhpuluh murid-muridNya, masyarakat biasa, imam kepala, ahli Taurat, orang Farisi, orang asing, tentara/pejabat Romawi atau orang Samaria, percaya bahwa Yesus adalah Tuhan.

Ada sebagian dari mereka yang baru percaya kepadanya setelah mereka mendengar kotbahNya yang penuh kuasa dan atau mujizat-mujizat yang dibuatNya. Itu pun mayoritas percaya sebatas sebagai rabi atau nabi.

Makanya tidak banyak yang percaya bahwa Dialah Mesias yang dijanjikan itu kecuali Petrus (Mat 16:16, Mark 8:29) dan saudaranya Andreas (Yoh 1:41), Marta (Yoh 11:27), perempuan Samaria dan orang-orang sekampungnya (Yoh 4:42).

Sedangkan orang-orang di Kapernaum, Betsaida, Korazim (Mat 11:23) dan orang sekampung Nya di Nazaret (Mark 6:1-6) tetap tidak mau percaya walaupun sudah menyaksikan banyak mujizatNya. Yohanes Pembaptis pun meragukanNya (Mat 11:3). Apalagi imam kepala, ahli Taurat dan Farisi.

Mengapa ada yang percaya ada yang tidak? Cara atau bagaimana mereka mendengarkan suaraNya menjadi faktor yang sangat menentukan apakah mereka bisa percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka atau tidak.

Jika mereka sungguh-sungguh mau mendengarkan, rendah hati dan fokus, mereka bisa mengerti Firman lalu menjadi percaya kepadaNya dan diselamatkan. Mereka jadi seumpama benih yang disebar dan jatuh di tanah yang subur sehingga tumbuh dan berbuah lebat (Mat 13:23).

Jadi siapa pun di Israel yang punya telinga fisik bisa langsung bangkit dan meninggalkan segala sesuatu untuk pergi dan mendengarkan suara Tuhan. Tuhan Yesus berkata: ”Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” (Mat 11:15, 13:9, 13:43).

Maria meninggalkan segala sesuatu dan memilih duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedangkan Marta memilih sibuk melayani. Maria mendengarkan FirmanNya dengan penuh kerinduan, rendah hati dan antusias, sehingga ia memahami FirmanNya.

Tuhan bilang:”.. Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya” (Luk 10:39-42). Karena memang, jika mau mengerti FirmanNya, orang harus mempunyai sikap yang disebutkan tadi. Maka Tuhan akan mengaruniakan pengertian.

Itulah sebabnya Tuhan juga bilang: "Camkanlah apa yang kamu dengar..” (Mark 4:24a). Jika tidak mengerti FirmanNya, mereka auto tidak percaya. Jika tidak percaya, mereka tidak mau datang kepadaNya secara pribadi untuk diselamatkan.

Contoh, orang-orang Yahudi menyelidiki kitab-kitab suci, yang memberi kesaksian tentang Yesus, namun mereka tetap tidak mau datang kepadaNya (Yoh 5:39-40), karena tidak percaya.

Mengapa sampai detik ini mereka tidak dapat percaya? Jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, pikiran mereka masih tumpul, sehingga tidak bisa melihat cahaya injil, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya (2 Kor 3:14).

Banyak juga yang datang kepadaNya karena percaya akan kuasa kesembuhanNya tok, tetapi tidak mau datang kepada untuk mengenalNya.  Akibatnya, walau fisik mereka telah sembuh, mereka tetap binasa lantaran tidak mengenalNya (Yoh 17:2). Contoh? Sembilan penderita kusta (Luk 17:17).

Ada lagi kelemahannya? Ada. Orang yang berasal dari luar negeri harus berlayar mengarungi lautan menuju Israel untuk bisa mendengarkan suara Tuhan. Karena Tuhan yang tidak terbatas untuk sementara mengosongkan diriNya sehingga menjadi “terbatas” oleh ruang, waktu dan materi.

Pasca Pentakosta

Bagaimana mendengar suara Tuhan pasca Pentakosta?

Pasca turunnya Roh Kudus, orang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus bukan karena mendengar kotbah Tuhan Yesus sendiri, lantaran Dia sudah naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan Bapa, tapi oleh kuasa Roh Kudus melalui pemberitaan injil yang dilakukan murid-muridNya.

Sejak mereka percaya kepada Tuhan Yesus selaku Tuhan dan Juruselamat alias mengalami kelahiran baru, Roh Kudus masuk dan bersemayam di dalam tubuh mereka, bersatu dengan roh mereka (1 Kor 6:17), menjadi meterai keselamatan mereka (Ef 1:13).

Inilah tandanya seseorang sudah diselamatkan atau belum, yakni ada Roh Kudus di dalam tubuh orang itu, sebagai tanda dia milik Kristus (Roma 8:9).

Roh Kudus adalah Roh Bapa sendiri (Mat 10:20), yang juga disebut Roh Kristus (Roma 8:9, 1 Pet 1:11) atau Roh Yesus (Kis 16:7, Fil 1:19). Jadi Roh Kudus adalah Tuhan. Kini Tuhan Yesus berbicara kepada Anda melalui Roh Kudus. Karena Roh Kudus adalah pribadi, bukan sekedar kuasa atau energi.

Sebagai pribadi, Beliau tinggal selama-lamanya di dalam tubuh orang percaya (Yoh 14:6), karena tubuh mereka adalah bait Roh Kudus (1 Kor 6:19). Jika dulu Tuhan Yesus yang berkotbah dan mengajar umatNya, sekarang peran itu digantikan oleh Roh Kudus:

”Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”  (Yoh 14:26).

Keuntungannya, umatNya bisa langsung mendengarkan suara Tuhan karena Roh Kudus yang bersemayam di dalam tubuh mereka terus-menerus berbicara di dalam hati mereka, mengingatkan mereka akan dosa (Yoh 16:8) dan semua Firman yang Tuhan Yesus pernah katakan.

Karena itu Anda punya tanggungjawab untuk fokus mendengarkan suaraNya. Why? Lantaran Roh Kudus adalah roh, yang tidak bersuara secara audible seperti halnya Anda mendengar orang lain berbicara kepada Anda, tetapi berbicara secara rohani artinya berbicara melalui suara hati Anda.

Karena roh Anda sudah menjadi satu dengan RohNya, otomatis Anda bisa “mendengar” suaraNya di dalam hati Anda walaupun suaraNya tidak terdengar. Tapi itu terjadi sejauh Anda menjaga kepekaan Anda terhadap terhadap suaraNya. Untuk itu Anda harus rajin melatih panca indera rohani Anda.

How? Dengan rajin membaca, merenungkan serta memperkatakan FirmanNya, kemudian melakukannya. Anda harus lebih taat terhadap FirmanNya, ketimbang taat kepada perkataan manusia, walaupun dia pendeta, ketua sinode ataupun gembala, jika tidak sesuai FirmanNya.

Waspadalah jika Anda tidak lagi tunduk pada FirmanNya melainkan lebih taat terhadap suara pemimpin politik, news, medsos, atasan di kantor, orangtua, sahabat, hamba Tuhan, isteri atau suami, para pakar iptek ketimbang Roh Kudus, maka suara Roh makin lama semakin “tenggelam”.

Anda melakukan dosa yang sama berulang-ulang, Anda menfitnah orang lain dengan mempergunjingkan orang itu, Anda senang bertikai, Anda menyimpan dendam atas kesalahan orang lain, maka Roh Kudus berduka (Ef 4:30).

Anda tak lagi rindu terhadap FirmanNya, membiasakan diri tidak beribadah atau persekutuan, tidak rajin pelayanan, lebih mementingkan urusan-urusan duniawi ketimbang rohani, maka Roh Kudus padam (1 Tes 5:19). Roh Kudus jadi seolah-olah terdiam.

Apakah Roh Kudus bungkam? Tidak. Beliau tetap berbicara, namun Anda “tidak bisa” lagi mendengar suaraNya. Tuhan Yesus sudah mengantisipasi kondisi di mana domba-dombaNya tidak lagi peka akan suaraNya (Yoh 10:3), dengan mengatakan:

“Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat:..” hingga  7 kali di dalam kitab Wahyu (Wah 2:7, 11,17,29, Wah 3: 6,13,22).

Tuhan mengingatkan bahwa selain memiliki panca indera jasmani, Anda juga memiliki panca indera rohani. Jadi jagalah telinga roh Anda itu, latihlah ia agar selalu peka akan suara RohNya.

Tantangan lainnya adalah Anda harus bisa membedakan yang mana suara iblis, yang mana suara hati Anda sendiri, dan yang mana suara Roh Kudus. Karena semua suara itu bisa berbisik di telinga rohani Anda dan semuanya itu mirip-mirip. Bagaimana membedakannya?

Kuncinya sekali lagi adalah FirmanNya:

“Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita” (Ibr 4:12).

Jika Anda disiplin dengar-dengaran FirmanNya, memperkatakannya dan melakukannya, maka Anda akan mudah membedakan yang mana suara roh Anda, yang in-line dan penurut (Mat 26:41; Mark 14:38) terhadap suara Roh Kudus dan FirmanNya,

yang mana pikiran atau emosi atau kehendak Anda sendiri, yang sering dikendalikan oleh daging yang tidak mau taat kepada Allah (Roma 8:7), dan yang mana suara iblis, yang berbicara dengan lembut juga tapi tricky karena ternyata melawan FirmanNya.

GBU.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

- TUHAN BERDAULAT UNTUK MENYEMBUHKAN ATAU TIDAK MENYEMBUHKAN ANDA. BENARKAH?

TERBIASA MENGALAHKAN SINGA

”DENGAN BILUR-BILURNYA KAMU SUDAH SEMBUH.” SEMBUH DARI APAKAH YANG DIMAKSUD? BACA COMMENTARY!