TUHAN YANG MAHA BAIK VS TUHAN YANG MAHA BENAR, KUDUS, DAN ADIL
Seorang Kristiani setelah saya tegur lantaran doyan main perempuan, dengan entengnya bilang: “Tenang, Tuhan Maha Baik kok”. Saya balas dengan mengatakan: Benar, tapi jangan lupa Tuhan juga Maha Benar, Maha Kudus dan Maha Adil.
Tuhan memang Maha Baik, karena terbukti Tuhan memang telah mengirim AnakNya sendiri menjadi manusia, menderita, mati dan bangkit agar barangsiapa yang percaya kepadaNya dosanya ditebus sehingga ia tidak mati kekal tapi hidup kekal bersamaNya (Yoh 3:16).
Tuhan juga “.. telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia,..” (2 Pet 1:3) termasuk menganugerahkan Roh KudusNya (Yoh 14:16), FirmanNya (2 Tim 3:16), dan NamaNya yang penuh otoritas dan kuasa (Fil 2:10).
Kurang baik apa lagi?
Tapi selaku
Pribadi Maha Benar, Beliau akan tetap melaksanakan FirmanNya yang adalah
kebenaran (Yoh 17: 17). FirmanNya bilang apa? Ini:
“..orang-orang sundal (sexually immoral KJV).. akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api
dan belerang; inilah kematian yang kedua” (Wah 21:8). Karena selaku Pribadi
Maha Kudus, Tuhan tidak akan mentolerir dosa.
Dosa adalah pelanggaran akan hukum Allah (1 Yoh 3:4), maka dari itu, selaku Pribadi Maha Adil, Tuhan akan melaksanakan keadilanNya yakni menjatuhkan hukuman bagi para pelanggar hukum. Apa hukumannya bagi pelaku percabulan? Anda sudah baca barusan.
Mungkin teman saya itu berpikir, bahwa apa yang dia lakukan belum apa-apa dibandingkan dengan kejahatan yang dilakukan orang lain. Baginya perbuatan itu merupakan hal yang umum dan biasa dilakukan oleh laki-laki. Lagipula tidak ada orang yang dia rugikan kok. Tuhan pasti memakluminya.
Bukankah selaku orang Kristiani, dosanya sudah ditebus oleh Tuhan? Bukan hanya dosa yang dahulu dan dosa yang sekarang, termasuk dosa yang akan datang juga. Jadi, kalo “hanya” dosa percabulan, tidak usah dipermasalahkan lah, itu pasti diampuni.
Padahal dengan jelas Tuhan sudah menyatakan hal itu dosa. Dan teman saya itu bukannya tidak tahu, dia tahu. Tapi dia menganggap sepi FirmanNya dan membuat standar dosa sendiri, bahwa itu tidak apa-apa jika ia masih melakukannnya. Karena baginya itu hanya dosa kecil saja.
Well, walaupun seandainya itu dosa kecil pun, dosa tetaplah dosa dan upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Tuhan memang sudah menebusnya dari segala dosa baik dosa besar maupun dosa kecil.
Tetapi dengan masih menikmati dosa setelah dia menerima anugerah pengampunan dosa, dia masuk dalam zona bahaya besar: dosa yang tidak bisa diampuni, seperti tertulis dalam Ibrani 10:26-27:
“Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka”
Ada yang mengatakan, ayat itu konteksnya terkait mereka yang murtad atau meninggalkan Kristus dan teman saya itu belum meninggalkan Kristus. Tapi, bukankah hidup kekal adalah mengenal Kristus (Yoh 17:3)? Artinya memiliki hubungan pribadi yang intim dengan Yesus.
Kalo dia memiliki hubungan pribadi yang intim dengan Yesus tentunya dia akan berusaha hidup kudus, karena Yesus sendiri adalah yang Kudus dari Allah (Yoh 6:69). Kalo berbuat dosa ia segera bertobat dan kembali lagi. Karena Roh yang Kudus menegurnya. Bukan malah menikmatinya.
Dengan sengaja melakukan dosa atau kejahatan apapun terus-menerus, itu menunjukkan dia tidak mengenal Kristus. Tidak heran Tuhan mengatakan:
“Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal* kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat 7:23).
Perhatikan ayat tersebut. Tuhan tidak mengenal mereka itu karena mereka adalah pembuat kejahatan. Dan bagi para pembuat kejahatan, sudah tersedia hukuman kekal.
“Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah” (3 Yoh 1:11).
Jadi bahwasanya Tuhan adalah amat sangat baik, yes. Tapi Tuhan juga amat sangat benar. Tuhan akan menjalankan keadilan Nya terhadap para pelanggar kekudusanNya, yakni orang-orang yang tidak pernah mengenal AnakNya, terbukti mereka terus-menerus berbuat dosa.
GBU.
Komentar
Posting Komentar