TERNYATA YESUS BUKAN "ORANG BAIK"
Jika Yesus "orang baik", tentu Dia tidak bikin cemas kedua orangtuanya (Luk 2:49), tidak menjuluki rajaNya sendiri “serigala” (Luk 13:32), dan tidak bikin marah orang-orang sekampungNya sehingga mereka hampir membunuhNya (Luk 4:28).
Tidak pula Ia bergaul dengan perempuan berdosa, orang Samaria dan pemungut cukai. Bukankah pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik? Dan tidak pula Ia “melanggar” Taurat dengan “bekerja” di hari Sabat (Mark 2:23-28).
Jika Yesus "orang baik", tentu Dia akan menyambut kedatangan ibu dan saudara-saudaranya, bukan malah menunjuk ke arah murid-muridNya yang lain dan mengatakan ibu dan saudara-saudaraNya adalah mereka yang melakukan kehendak BapaNya di sorga (Mat 12:46-50).
Bukankah Taurat memerintahkan hormatilah ayah dan ibumu? Tidak pula Ia mengusir para pedagang hewan yang mencari nafkah di Bait Allah (Yoh 2:13-25).
Jika Yesus "orang baik", tentu Ia akan memilih kata-kata yang lebih bijak terhadap kedua orang yang berjalan menuju Emaus, yang belum paham FirmanNya ketimbang mengatakan mereka: “orang bodoh” (Luk 24:25).
Tidak pula Ia mengatakan Perempuan Siro-Fenisia/Kanaan itu “anjing” (Mark 7:27), tidak menyebut murid kesayanganNya sendiri “iblis” (Mark 8:33). Dan tidak pula Ia tidak mengutuk Kota Korazim, Kapernaum dan Betsaida (Luk 10:13-16).
Bukankah Alkitab menyuruh kita memberkati orang lain dan jangan mengutuk?
Jika Yesus "orang baik", Dia pun akan menjaga hubungan baik dengan yang terhormat para imam kepala, ahli Taurat dan orang-orang Farisi, bukan malah mengecam dan bahkan menyebut mereka “keturunan ular beludak” (Mat 12:34;23:33).
Bukankah Dia sendiri mengatakan segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka?
Jika Yesus "orang baik" tentu Ia akan mendengarkan suara rakyat, yang memintaNya untuk menjadi raja (Yoh 6:1-15), bukankah Vox populi, vox Dei , suara rakyat adalah suara Tuhan?
Jika "orang baik", pasti Dia akan rendah hati untuk tidak mengklaim diriNya satu-satunya jalan kepada Bapa (Yoh 14:6) serta menghargai dan bekerjasama dengan Gubernur Pilatus yang berikhtiar membebaskanNya (Yoh 19:12).
Jika Yesus "orang baik", tentu Ia tidak akan menyatakan diriNya sebagai pedang yang akan memisahkan murid-muridNya dari keluarga mereka (Mat 10:34).
Apalagi menyuruh pengikutNya membenci bapa, ibu dan saudara-saudara mereka bahkan diri mereka sendiri agar bisa menjadi pengikutNya, plus memerintahkan mereka menyerahkan nyawa mereka untuk diriNya (Luk 14:26; Mat 10:37-39).
Bukankah Dia sendiri mengatakan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri?
Jika Yesus "orang baik", tentu Ia tahu siapa dirinya (Anak Allah) dan siapa umatNya (manusia biasa) jadi Ia tidak akan memerintahkan mereka untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Ia lakukan (Yoh 14:12),
Apa sajakah itu? Menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, mengusir setan-setan (Mat 10:8), apalagi menyuruh mereka mengajari jemaat melakukan hal-hal supranatural tersebut (Mat 28:20).
Jika Yesus "orang baik" tidak perlu Ia menuntut JemaatNya menjadi pemenang, hingga 8 kali pula (Why 2:7,11, 17,26; 3:5,12,21; 21:7). Bukankah menang atau kalah itu biasa? Mengapa tidak bisa Ia memaklumi murid-muridnya yang gagal menyembuhkan orang sakit? (Mat 17:17).
Btw jika Yesus bukan "orang baik", Ia orang apa? Yesus Orang Benar! Tidak pernah Ia mengatakan “Akulah jalan dan kebaikan dan hidup”, melainkan “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6a).
Sebagai orang benar, Yesus melakukan kebenaran. Apa itu kebenaran? FirmanMu adalah kebenaran (Yoh 17:17). Yesus melaksanakan kehendak Bapa yang tertuang di dalam Alkitab yang adalah kebenaran.
Apa bedanya orang benar dengan orang baik? Orang benar sudah pasti baik, tetapi orang baik belum tentu benar. Apa maksudnya?
Selaku orang benar, tindakan Yesus dalam melaksanakan kebenaran sudah pasti akan membuahkan kebaikan, yakni keselamatan kekal, walau prosesnya belum tentu dianggap baik oleh dunia.
Tidak pernah Dia hidup untuk melakukan apa yang dunia anggap sebuah kebaikan, melainkan kebenaran.
Sementara orang baik, belum tentu benar. Karena perbuatan baik saja tanpa arah dan kerangka kebenaran, tidak akan membuahkan kebaikan. Contoh?
Alih-alih melaporkan polisi, Anda malah melindungi dan menyembunyikan anak Anda yang masuk DPO polisi lantaran terlibat mega korupsi sebuah BUMN besar. Perbuatan baik Anda kepada anak Anda itu tidak mendidik dan malah menjerumuskan anak Anda. Perbuatan Anda tidak benar.
Tak heran jika perkataan Yesus tidak selalu manis, lembut dan merdu. Jika Ya Beliau katakan Ya, jika Tidak Beliau katakan Tidak (Mat 5:37). Beliau akan speak up tanpa basa-basi terhadap dosa, kemunafikan dan juga kebodohan.
Jangan keliru, bodoh dalam bahasa Alkitab adalah tidak mengerti kehendak Tuhan (Ef 5:17).
Makanya jangan kaget jika Beliau mengusir orang-orang yang mulutnya negatif dan bikin ribut di rumah Yairus, agar suara mereka tidak mempengaruhi iman si kepala rumah ibadat itu terhadap kesembuhan anaknya (Mark 5:40).
Jangan heran
jika Yesus juga mengutuk kota-kota yang tidak mau bertobat dan percaya
kepadaNya padahal sudah banyak terjadi mujizat di kota-kota tersebut. Pemimpin
politik dan tokoh-tokoh agama yang munafik pun tak luput dari kecamanNya.
Terhadap Petrus, salah satu murid kesayanganNya yang mengatakan bahwa Allah
akan menjauhkan Dia dari penderitaan salib, Yesus pun tidak ragu-ragu untuk menegor
dengan keras, agar pikiran duniawi Petrus yang berasal dari si jahat itu jangan
sampai merasukinya.
Oleh karena peganganNya adalah Firman, Yesus tidak mau berkompromi dengan apa yang dianggap baik menurut standar dunia, walaupun untuk itu Ia berisiko kehilangan nyawaNya. Penderitaan salib yang Beliau jalani bukanlah sebuah kebaikan di mata dunia yang akan binasa.
Itu mereka anggap sebagai sebuah aib dan kebodohan (1 Kor 1:18). Akan tetapi terbukti kebenaranNya mendatangkan kebaikan. Apa itu? Injil, yang menyelamatkan manusia, tersebar ke seluruh dunia sehingga Anda dan saya pun menerima anugerah keselamatanNya.
Anda dan saya jadi mengenal Allah secara pribadi. RohNya pun hadir di hati kita menjadi jaminan keselamatan kita (Ef 1:13) dan menuntun kita kepada kebenaran yang adalah FirmanNya (Yoh 14:26), dan memperlengkapi kita dalam melaksanakan kehendakNya, sampai maranata.
--
Sebagaimana halnya Tuhan Yesus adalah orang benar, Anda adalah orang kudus dan orang benar. Bukan karena perbuatan Anda tetapi karena perbuatanNya. Anda kudus karena sudah dikuduskan (1 Kor 6:11) oleh Firman yang adalah kebenaran (Yoh 17:17).
Dan Anda adalah benar, karena : “..oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus” (Roma 3:24), Jadi Anda bukan dibaikkan, tapi dibenarkan.
Oleh sebab itu, selaku orang benar Anda tidak diperintahkan untuk melakukan kebaikan semata tapi kebenaran. Artinya Anda melakukan apa yang difirmankan Tuhan, yang adalah kebenaran (Yoh 17:17) tanpa memusingkan apakah itu berkenan, dianggap baik atau bisa diterima oleh dunia.
Kebenaran apa yang harus Anda lakukan? Apa perintah dari Sang Jalan dan Kebenaran dan Hidup itu? “Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita” (1 Yoh 3:23).
Jadi, lantaran Anda mengasihi sesama manusia (Mat 22:39), maka Anda menjadikan semua bangsa muridNya dan mebaptis mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan mengajar mereka melakukan segala sesuatu yang telah Dia perintahkan kepada Anda (Mat 28:18-20).
Karena kehendakNya adalah: “.. supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (2 Pet 3:9). Jangan keliru, bukan berarti tidak usah berbuat baik, tapi perbuatan baik Anda adalah buah daripada pertobatan Anda.
Anda tidak melulu berbuat baik kepada sohib Anda, tanpa pernah cerita tentang Yesus. Itu memang perbuatan baik tapi tidak membawa kebaikan: teman Anda binasa kekal karena tidak mengenal Dia (Yoh 17:3).
Bercerita tentang Yesus itu perbuatan kebenaran, walau mungkin itu tidak baik di telinga sohib Anda, tapi membawa kebaikan: jika dia menerimanya, dia dan keluarganya diselamatkan kekal (Kis 16:31)
Dan perbuatan kebenaran bukan tanpa risiko walau kecil. Risiko terkecil adalah Anda ditolak oleh sohib Anda. Dan risiko terbesar adalah Anda bisa dilaporkan dan dipersekusi karena dianggap menista agama. Tapi bukankah seorang murid akan sama dengan gurunya? (Luk 6:40).
So, jangan mengulangi salah satu kesalahan orang Kristen pada umumnya yakni berusaha menjadi orang baik, dalam hal ini berusaha berkenan kepada manusia (Gal 1:10), dan berharap orang lain akan selalu bersikap sama kepadanya.
Karena pegangan mereka adalah: “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Luk 6:31). Namun setelah itu mereka kecewa, karena kenyataannya tidak seperti yang mereka harapkan, mereka malah menghadapi salib.
Walaupun berisiko, tetaplah hadapi dengan tabah dan tekun, karena Anda sadar bahwa itu pun kehendakNya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Luk 9:23);
dan “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya” (Fil 3:10); maka Anda akan siap.
Memang tadi dikatakan risiko terendah adalah ditolak. Namun penolakan bisa saja bukan berasal dari luar, tapi justru dari mereka di dalam persekutuan/gereja yang rajin melakukan kegiatan ritual keagamaan dan aktivitas sosial.
Anda bisa dicap sesat bukan karena Anda melenceng dari Firman, tapi hanya gara-gara Anda melakukan apa kata Firman, sementara mereka melakukan apa yang diajarkan oleh doktrin gereja mereka.
Akibatnya Anda jadi dikucilkan, namun itu pun karunia Nya juga: “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,” (Fil 1:29). Why?
Karena penderitaan Anda tidak akan sia-sia:
“orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal“(Mark 10:30).
Penderitaan
Anda di dunia oleh karena kebenaran adalah jalan menuju kemuliaan Anda di
sorga.
“Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu” (1 Pet 4:14).
“Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya” (1 Pet 5:10).
GBU.
Komentar
Posting Komentar