“ADA TERTULIS” BUKAN “ADA TAFSIRAN” (1)

Segala sesuatu yang terkait dengan Tuhan Yesus sudah tertulis secara detil di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama (PL): kapan dan bagaimana Dia lahir, apa yang Dia katakan dan lakukan, bagaimana Dia mati dan bangkit, bagaimana Dia akan datang kembali, dan seterusnya (Yoh 5: 39-46).

Apa yang tertulis tentang Dia tidak hanya nubuatan jadi saja melainkan juga menjadi pedoman, dasar hukum atau legitimasi dan kekuatan bagi Tuhan dalam bertindak. Misalnya, tatkala dicobai iblis, Tuhan Yesus melawannya dengan Firman “ada tertulis”:

"Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”; "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"; "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Mat 4: 4,7,10).

Yesus tidak ragu-ragu untuk mengajar, mewartakan Injil, menyembuhkan orang sakit, mengusir si jahat (Mat 4:23) dan bernubuat (Mat 24), karena Dia yakin memiliki otoritas dan kuasa Roh Kudus seperti ada tertulis dalam kitab Yesaya:

“Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara” (Yes 61:1)

Tindakan Yesus berani mengecam kemunafikan orang-orang Farisi dan ahli Taurat pun ada dasar hukumnya: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku” (Mark 7:6).

Yesus tahu bahwa Ia akan dibenci oleh orang-orang Yahudi bukan karena melakukan dosa atau kesalahan tapi karena “ada tertulis”: Ia dibenci tanpa alasan: ”Tetapi firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi: Mereka membenci Aku tanpa alasan” (Yoh 15:25).

Yesus mengusir para pedangang di Bait Allah pun ada dasarnya: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun” (Mat 21:13). Tatkala Ia memberitahu para murid bahwa Ia akan mati disalib dan bangkit, landasannya juga “ada tertulis”:

"Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur" (Luk 24:44).

Saat Dia menyatakan akan dikhianati Yudas, Dia berkata: “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan" (Mat 26:24).

Bahwa para muridNya akan lari meninggalkanNya sewaktu Yesus menghadapi salib, sudah diketahuiNya dari “ada tertulis”: "Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai” (Mark 14:27).

Dan seterusnya.

--

Selanjutnya, oleh karena Yesus sendiri adalah Firman Allah yang telah menjadi manusia (Yoh 1:14),  maka di samping Dia berpegang terhadap Firman yang tertulis, Dia juga memperkatakan FirmanNya sendiri yang juga merupakan Firman Allah, oleh karena Dia adalah Allah (Yoh 1:1).

Jadi selain Firman tertulis, ada juga Firman verbal yang keluar dari mulut Yesus, yang otoritasnya setara dengan Firman tertulis. Itu biasanya didahului dengan perkataan: “Aku berkata kepadamu”.

Sehingga “ada tertulis” dan “Aku berkata kepadamu” menjadi Firman Tuhan yang setara, sama-sama berkuasa dan berotoritas, misalnya:

“Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya” (Mat 5:28).

“Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Mat 5:43-44).

“Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu” (Mat 5:38).

Dan seterusnya.

--

Namun walaupun FirmanNya yang keluar dari mulutNya memiliki otoritas yang setara dengan hukum Taurat atau kitab para nabi, Tuhan Yesus taat kepada Firman yang tertulis dan tidak berniat merobah apalagi meniadakan  Firman “ada tertulis” tersebut, namun menggenapinya:

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi” (Mat 5:17). Dan ada hukuman yang berat bagi mereka yang coba-coba merobahnya (Mat 5:19).

Btw Firman tertulis itu seolah menjadi perintah agar Ia menggenapinya: saat Yohanes keberatan membaptisNya,  kata-Nya kepada Yohanes: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah” (Mat 3:15), karena memang ada tertulis demikian.

--

Alhasil Yesus tidak pernah mengutip tafsiran, commentary, atau pendapat seseorang tentang Firman. Semua yang Ia perkatakan adalah semata-mata Firman yang murni yang sudah tertulis dalam kitab-kitab PL atau perkataanNya sendiri. 

Baginya Firman Tuhan yang murni itu adalah Firman yang diinspirasikan oleh Roh Kudus dan sudah tertuang dalam bentuk tulisan di dalam kitab-kitab PL maupun perkataanNya sendiri. 

Alhasil Yesus sama sekali tidak pernah mengutip perkataan Imam Besar, orang Farisi ataupun ahli Taurat. Tuhan Yesus tidak pernah berkata: “Rabi anu berkata.., Farisi terkemuka itu bilang begini..” dan seterusnya.

Yesus juga tidak pernah memperkatakan firman yang konon masih berupa konsep, masih dalam imajinasi, masih terdapat di alam roh dan sejenisnya, yang belum diwujudkan ke dalam tulisan sebagaimana diajarkan oleh ahli-ahli filsafat.  

Makanya Yesus juga tidak pernah mengutip perkataan para pakar pengetahuan, filsuf atau orang terkenal lainnya. Tidak pernah Yesus mengatakan: “Plato mengatakan..” “Sokrates bersabda..” “Aristoteles menegaskan bahwa..” dan sejenisnya.

Baginya, Firman dalam bentuk tulisan itulah (di samping FirmanNya sendiri) yang menempati kedudukan yang paling tinggi. Bukan pendapat manusia tentang Firman itu atau tafsiran atau commentary, apalagi tradisi atau adat-istiadat Yahudi.

Tidak heran Yesus mengecam orang-orang Yahudi yang menempatkan tradisi di atas Firman yang tertulis: "Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?” (Mat 15:3). “Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri” (Mat 15:6).

Karena Yesus mengimani Firman yang tertulis, maka Yesus berhasil melaksanakan misi Nya di dunia, seperti yang tertulis di dalam kitab-kitab PL.

So terkait dengan prinsip Tuhan Yesus terhadap “ada tertulis” apa sikap yang Anda harus teladani dari Beliau?

Sampai besok

GBU.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

- TUHAN BERDAULAT UNTUK MENYEMBUHKAN ATAU TIDAK MENYEMBUHKAN ANDA. BENARKAH?

TERBIASA MENGALAHKAN SINGA

”DENGAN BILUR-BILURNYA KAMU SUDAH SEMBUH.” SEMBUH DARI APAKAH YANG DIMAKSUD? BACA COMMENTARY!