MENYANGKAL DIRI VS MENYANGKAL YESUS (2-SELESAI)

Menyangkal Yesus

Bagaimana menyangkal Yesus? Simpel. Anda buka mulut di hadapan manusia, mengatakan bahwa Anda tidak pernah mengenal Dia, persis seperti yang Petrus pernah lakukan. Itu sudah cukup untuk melemparkan Anda ke dalam api yang menyala-nyala. 

Karena Tuhan Yesus secara tegas mengatakan bahwa barangsiapa menyangkal Dia di depan manusia, Dia juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga (Mat 10:33;Luk 12:9).

Menyangkal Yesus segampang itu kah? Yes. Segampang Anda membuka mulut dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat Anda dan dengan itu Anda diselamatkan alias masuk sorga (Roma 10:9-10):

“jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan”


Mengapa Anda sampai bisa MenyangkalNya?

Baca FirmanNya di bawah ini yang terambil dari Matius 16:24-26:

Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku (24).

Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya (25).

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya (26)?

Perhatikan, pada ayat 24 Tuhan menghendaki Anda menyangkal diri sebagai syarat mutlak agar Anda bisa mengikutNya. Apa alasannya?

Kalo tidak menyangkal diri, saat Anda diperhadapkan pada situasi harus memilih antara mati demi Dia atau menyelamatkan nyawa Anda,  Anda malah berusaha menyelamatkan nyawa Anda. Konsekuensinya dahsyat yakni Anda kehilangan nyawa secara kekal (Ayat 25).

Apa tindakan memilih menyelamatkan nyawa di dalam situasi genting, yang malah akan mengakibatkan Anda kehilangan nyawa Anda secara kekal di dunia yang akan datang? Apa lagi kalo bukan menyangkal Yesus!

Tuhan sudah bilang barangsiapa menyangkal Dia di depan manusia, Dia juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga (Mat 10:33;Luk 12:9).

Mengapa sikap tidak menyangkal diri bisa mengakibatkan Anda bisa menyangkal Yesus? Karena dengan tidak menyangkal diri berarti pikiran, emosi dan kehendak Anda tidak mati alias tidak tunduk 100%  pada FirmanNya.

Karena tidak tunduk, Anda masih berpikir dan bertindak sesuai standar logika umumnya dunia ini, yang juga dipikirkan iblis. How come?

Pada Matius 10: 21 Yesus menyatakan akan menderita dan dibunuh dan pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan pada hari ke-tiga ia bangkit. Tetapi Petrus menampik kebenaran itu: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau” (22).

Menurut Petrus, tidak mungkin orang sebaik Tuhan Yesus akan menderita sengsara seperti itu karena Allah pasti akan melindungi Dia. Hikmat Petrus itu merupakan pikiran manusia yang normal dan logis. Tapi masalahnya, pikiran itu juga yang berusaha ditanamkan iblis ke dalam benak Petrus.

Iblis meracuni pikiran Petrus agar ia berpikir serupa dengan dunia ini (Roma 12:2) bahwasanya orang baik tidak akan dibiarkan oleh Allah menderita persekusi lantaran mengabarkan Injil. Melihat tanda-tanda bahaya itu, Tuhan Yesus langsung berpaling dan berkata kepada Petrus:

"Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia” (Mat 16:23).

Bahwasanya orang baik tidak akan menderita akibat pekabaran injil, itu hikmat duniawi, pikiran iblis juga, jadi bukan hikmat Allah. Hikmat Allah itu yang bagaimana? Yang ini:

“Sebab itu hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya,..” (Luk 11:49).

Jadi Hikmat Allah adalah Anda akan menderita penganiayaan (Yoh 16:33) karena mengabarkan Injil, seperti yang dialami Tuhan Yesus.

Jika Anda tidak menyangkal diri secara total dalam jiwa: pikiran, emosi dan kehendak Anda, serta menyerahkan semuanya di bawah FirmanNya, Anda akan berpikir serupa dengan umumnya hikmat orang dunia ini (Roma 12:2) yang normal dan logis, tapi bertentangan dengan HikmatNya.

Melalui pikiran yang serupa dengan dunia itu, Anda akan “mengkritisi” FirmanNya sesuai standar dunia ini, bukan sesuai dengan Firman itu sendiri. Jika Firman itu cocok dengan paradigma Anda yang normal dan duniawi, Firman itu Anda terima.

Jika FirmanNya itu kurang pas dengan logika Anda, FirmanNya Anda sangkali. Bagaimana Anda menyangkali FirmanNya?

Tuhan Yesus bilang “FirmanMu adalah kebenaran” (Yoh 17:17), yang berlaku kekal: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu”  (Mat 24:35), “Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga” (Maz 119:89).

Tapi Anda katakan FirmanNya memang diinspirasikan oleh Roh Kudus, namun yang menulis orang berdosa juga, jadi tentu ada salahnya; Jadi menurut Anda FirmanNya tidak selalu kebenaran (Yoh 17:17)

FirmanNya tidak bisa lagi diterapkan pada masa kini, hanya berlaku pada masa lampau; temporer, bisa berubah-ubah, tergantung konteks, tidak aktual. Jadi Anda menyangkali kekekalan FirmanNya yang Yesus bilang: “tidak akan berlalu walau langit dan bumi lalu” (Mat 24:35).

Anda bilang tidak semua peristiwa di Alkitab benar-benar terjadi tapi umumnya hanya kiasan. Anda bilang masak laut Merah bisa terbelah, itu kan hanya perumpamaan. Masak gunung bisa pindah hanya dengan diperintah (Mark 11:22-23), itu kiasan.

Masak Anda akan benar-benar mengalami kebangkitan fisik seperti Tuhan Yesus (1 Kor 15), itu kan gaya bahasa Paulus saja.Masak Anda akan memerintah bersama Kristus selama 1.000 tahun (Wah 20:4), itu hanya perlambang, bukan sungguh-sungguh terjadi.

Masak bisa sembuh hanya dengan doa saja, mana bisa, itu jaman dulu. Sekarang Tuhan bekerja lewat dokter dan obat-obatan. Tanpa itu, tidak akan sembuh.

Anda bilang masak keselamatan eksklusif dari Yesus tok (Yoh 14:6), itu sombong namanya. Jangan lupa Allah itu Maha Besar, jangan batasi kuasaNya, Dia sanggup menyelamatkan orang lain tanpa melalui AnakNya.

Begitu Anda menyangkali Yesus satu-satunya jalan menuju Bapa, tanpa sadar Anda menyangkali Dia sebagai Tuhan. Karena orang Kristen percaya Tuhan hanya satu, yakni Bapa di dalam Yesus (1 Kor 8:6). Tidak ada Tuhan selain Tuhan Yesus Kristus.

Dan Tuhan Yang Maha Satu itu tidak bakal memberikan otoritas dan kuasa kepada pihak lain untuk menyelamatkan manusia, bukan? Jadi dengan mengakui orang bisa menuju surga lewat jalan lain, pada hakekatnya Anda menyatakan Yesus bukan Tuhan.

Dengan menyangkali kebenaran FirmanNya (yang menyebabkan Anda tanpa sadar menyangkali ketuhananNya) otomatis Anda tidak akan taat pada perintahNya.

Walaupun mulut Anda sering berkata: “Tuhan, Tuhan..” (Mat 7:21), Anda tidak bakalan menjalankan perintah utama Nya:”pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku..” (Mat 28:19-20) “..menjadi saksi-Ku di  Yudea, Samaria..” (Kis 1:8) dan ”Beritakanlah injil” (Mark 16:15).

Kenapa? Karena Dia bukan Tuhan Anda. Jika Dia Tuhan Anda, Anda pasti taat pada perintahNya, karena Dia Tuan dan Anda hambaNya.

Alih-alih Anda memperbarui pikiran Anda dengan FirmanNya, pola pikir dan logika Anda malah jadi serupa dengan dunia (Roma 12:2). Tak heran cara pandang Anda dan bagaimana Anda mengatasi segala masalah Anda persis seperti orang dunia menyelesaikannya:

Kalo ga main sama orang dalam, mana bisa menang tender. Kalo jujur dalam pelaporan pajak nanti malah kena masalah. Kan katanya harus cerdik seperti ular, jadi harus cerdik dong. Anda memang cerdik tapi lupa harus tulus seperti merpati. Tuhan maunya hitam putih, tapi Anda maunya abu-abu.

Karena bagi Anda FirmanNya tidak bisa dipercaya begitu saja. FirmanNya harus Anda tafsirkan ulang sesuai dengan hikmat Anda, agar cocok diaplikasikan pada zaman now. Yesus menjadi antara ada dan tiada di dalam hidup Anda.

Dia ada karena sejak sekolah minggu Anda sudah mendengar pengajaran tentang Dia. Dan sampai sekarang pun Anda masih mendengar kotbah pendeta tentang Dia. Tapi Yesus tiada karena Anda tidak mengalami perjumpaan denganNya secara pribadi, dan tidak mengalami kuasaNya.

Akibat penyangkalan-penyangkalan “kecil” itu, Anda jadi tidak mengenal tiga hal utama:

Pertama tidak mengenal Dia, ke-dua tidak mengenal dan kuasa kebangkitan-Nya dan ke-tiga tidak mengenal persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana Anda menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya Anda akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.

Seperti ada tertulis: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati” (Fil 3:10-11).

Anda tidak mengenal Dia karena Anda jarang ngobrol dari hati-ke hati dengan Nya. SuaraNya tidak pernah Anda dengar padahal Tuhan bilang domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku (Yoh 10:27).

Anda memang berdoa sebelum makan, sebelum tidur, sebelum pergi kerja, tapi itu Anda lakukan hanya sekedar ritual harian. Anda juga berdoa, bernyanyi dan baca Alkitab di gereja, tapi hanya jadi tradisi mingguan. Anda tidak pernah menyembah atau memuji Dia secara pribadi.

Anda tidak mengenal kuasa kebangkitanNya, mujizatNya tidak Anda alami dalam kehidupan sehari-hari, karena Anda menyangkali mujizat yang tertulis di Alkitab.

Anda tidak mengenal persekutuan dalam penderitaan-Nya lantaran hikmat duniawi yang Anda anut mengatakan tidak mungkin Tuhan membiarkan orang baik seperti Anda menderita persekusi seperti Tuhan Yesus.

Alhasil menjelang Hari Tuhan, begitu laras senjata menempel di dahi Anda dan memaksa Anda menyangkali iman Anda (Kis 26:11), serta merta Anda menyangkalNya. Begitu pedang menyentuh leher Anda, Anda spontan tak mengakuiNya.

Kenapa sampai menyangkal Dia? Karena selain pengaruh hikmat duniawi yang Anda anut, bisa jadi Anda takut mati. Kenapa takut mati? Karena tidak yakin setelah mati Anda akan betemu Dia wong Anda mengenal Dia, ga pernah ngobrol dengan Dia.

Anda pun belum rela meninggalkan segala harta, jabatan, ketenaran dan kesenangan Anda. Tapi Anda mengira Yesus akan memaklumi penyangkalan Anda. Yesus pasti paham Anda orang baik yang terjebak dalam situasi yang mengancam nyawa Anda, jadi Anda tidak pantas untuk mati.

Anda menyangka tentara Antikristus itu akan membebaskan Anda begitu Anda menyangkalNya, lalu Anda diam-diam akan memohon pengampunanNya, dengan alasan pada waktu itu Anda hanya berpura-pura, lantaran berada dalam kondisi ekstrem.

Yang luput dari perkiraan Anda adalah tidak ada jaminan mereka akan membebaskan Anda setelah menyangkalNya. Bisa jadi mereka tetap membunuh Anda sehingga Anda mati dalam keadaan menyangkalNya.  

Lalu apa solusi dariNya agar Anda bisa bebas dalam situasi itu tanpa menyangkalNya? Tuhan Yesus perintahkan: lari. Carilah tempat yang aman, jauh dari sinyal internet agar keberadaan Anda tidak terdeteksi. Lari ke mana? Ke gunung misalnya (Mat 24:16).

Kalo ketangkep? Jangan menyangkal. Matilah sebagai martir.

Karena FirmanNya tegas: jika Anda menyangkalNya, Yesus akan menyangkal Anda di hadapan Bapa dan para malaikatNya, (Mat 10:33). Paulus pun berkata demikian: “jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita;” (2 Tim 2:12).

GBU.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

- TUHAN BERDAULAT UNTUK MENYEMBUHKAN ATAU TIDAK MENYEMBUHKAN ANDA. BENARKAH?

TERBIASA MENGALAHKAN SINGA

”DENGAN BILUR-BILURNYA KAMU SUDAH SEMBUH.” SEMBUH DARI APAKAH YANG DIMAKSUD? BACA COMMENTARY!