JAWABAN TUHAN ATAS DOA ANDA BISA “YA”, “TIDAK”, ATAU “TUNGGU”. BENARKAH?
Seorang sahabat mengatakan Tuhan tidak selalu mengabulkan doa kita.
Apakah Alkitab mengatakan bahwa jawaban doa dari Allah adalah “ya”, “tidak”, atau “tunggu”? Silakan buka Alkitab Anda dan simak baik-baik. Firman Tuhan mengatakan bahwa Yesus Kristus bukanlah “ya” dan “tidak” (apalagi “tunggu”), tetapi sebaliknya, di dalam Dia hanya ada “ya” (2 Kor 1:19). Sebab Kristus adalah “ya” bagi semua janji-janji Allah (2 Kor 1:20a).
Sekali lagi, karena di dalam Kristus hanya ada “Ya” terhadap semua janji-janji Allah, maka semua permohonan Anda --jika sesuai janjiNya-- itu menjadi “ya” only alias tidak ada kata “tidak”, alias dikabulkan 100% karena Tuhan Yesus Kristus.
How come? Tentu saja permohonan Anda harus selaras dengan janjiNya. Dan janji Allah itu tertuang di dalam FirmanNya. Jika FirmanNya hidup di dalam diri Anda dan Anda di dalam persekutuan denganNya maka apa yang Anda minta akan dikabulkan:
”Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya” (Yoh 15:7).
Perhatikan, FirmanNya itu bilang: “apa saja yang kamu kehendaki dan kamu akan menerimanya”. Sebagian orang ada yang bilang ga mungkin Anda akan menerima apapun yang Anda minta karena belum tentu permintaan Anda sesuai dengan kehendakNya.
Oleh sebab itu FirmanNya harus tinggal di dalam diri Anda, melalui pembacaan dan perenungan dan praktik sehari-hari. Maka Anda akan tahu kehendakNya sebelum meminta. Sehingga Anda tidak bakal salah meminta atau salah berdoa (Yak 4:3).
Lalu jika sudah tahu kehendakNya dan apa yang Anda minta sesuai kehendakNya, apakah dijamin pasti 100% dikabulkan? Tentu jika Anda meminta dalam namaNya: “dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak” (Yoh 14:13,14).
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku” (Yoh 16:23b).
Trus, kalo Anda udah meminta sesuai dengan FirmanNya dan di dalam nama Tuhan Yesus, apapun permintaan Anda sudah pasti dikabulkan? Tentu, jika Anda memintanya dengan iman. Tanpa iman Tuhan tidak bakal senang, tanpa iman doa Anda sia-sia, karena tidak akan terkabul (Ibr 11:6).
Bagaimana meminta dengan iman? Alkitab mengajari Anda dengan sangat sederhana.
Pertama, Anda berparadigma atau berpola pikir Anda sudah menerima apa yang Anda minta: ”Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu *telah* menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Mark 11:24).
Lantaran Anda percaya “telah” menerimanya, otomatis hati Anda tenang, tidak kuatir atau tegang alias gembira (Ams 17:22), karena Anda yakin tinggal soal waktu saja Anda akan menerimanya secara fisik apa yang Anda minta, sesuai dengan FirmanNya.
Kedua, pegang teguh FirmanNya itu, dan jangan bimbang sedikitpun kendati apa yang Anda lihat, raba, kecap, dengar dan cium itu bisa saja bertentangan dengan FirmanNya.
“..sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan”. (Yak 1:6b-7).
Anda tetap fokus berfikir, berkata dan bertindak sesuai Firmannya dan tidak peduli dengan fakta indrawi yang Anda jumpai. Dan jagalah mulut Anda, agar jangan sampai perkataan Anda berseberangan dengan FirmanNya, karena iman itu berkata-kata (2 Kor 4:12).
Misalnya, jika awalnya Anda memperkatakan “dengan bilur-bilurNya saya sudah sembuh” (Yes 53:5, Mat 8:17, 1 Pet 2:24b), namun begitu dokter memvonis Anda tidak bakalan sembuh dan Anda dengan mulut mengiyakan, maka runtuhlah iman yang Anda sudah bangun.
Anda mengimani rancanganNya bagi Anda adalah rancangan damai sejahtera (Yer 29:11). Tapi begitu rekan Anda bilang Anda tidak bakat berbisnis, mending jadi pegawai saja karena hingga kini tak kunjung sukses dan mulut Anda mengiyakan, Anda menghancurkan iman yang Anda bangun.
Ketiga, iman yang besar adalah yang memahami otoritas dan menjalankannya dengan perintah (Mat 8:9-10). Roh Kudus yang di dalam hati Anda adalah Tuhan. Roh Kudus lebih besar dari segala roh yang ada di dunia ini (1 Yoh 4:4), Roh Kudus membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Tim 1:7).
Jadi Anda punya otoritas dalam nama Yesus disertai kuasa Roh Kudus terhadap apapun di dunia. Bagaimana menjalankan otoritas dan kuasa tersebut? Anda buka mulut, perintahkan kepada situasi, masalah, sakit-penyakit, roh jahat (seperti perintahkan anak buah Anda di kantor) agar tunduk pada FirmanNya.
Jika gunung saja taat tatkala Anda --dengan nama Yesus-- memerintahkannya untuk pindah (Mat 17:20, Mark 11:23), apalagi kondisi, problema, penyakit, iblis dan lain-lain.
Keempat, beriman itu gigih, seperti janda dalam perumpamaan janda vs hakim yang lalim, yang tidak pernah menyerah menyambangi sang hakim sampai si penguasa lalim itu menyerah dan akhirnya membela perkara janda itu (Luk 18:1-8).
Juga seperti perempuan Kanaan/Siro Fenesia yang tidak pernah menyerah minta anaknya disembuhkan, walau Tuhan Yesus sebelumnya sudah bilang “tidak” (Mat 15:21-28, Mark 7:24:30).
Dan sama dengan Tuhan Yesus yang tetap gigih menyembuhkan si buta di kampung Betsaida sampai dia benar-benar bisa melihat, lantaran awalnya belum berhasil disembuhkan walau Dia sudah meletakkan tanganNya atasnya (Mark 8:22-26).
Kelima, Anda
harus jaga agar semangat Anda tidak luntur (Ams 17:22) lalu berpaling dari Firman dan mulai
beriman kepada perkataan manusia, kepada masalah dan kepada situasi yang tak kunjung membaik. Anda harus tetap
bersemangat sampai apa yang Anda minta benar-benar Anda terima.
Itulah iman.
Jadi jika berdoa sesuai dengan FirmanNya, di dalam namaNya dan dengan iman, pasti dikabulkan? Yes. Karena Tuhan setia terhadap janjiNya: “Jadilah kepadamu menurut imanmu” (Mat 9:29). Anda mengimani FirmanNya, maka FirmanNya akan terwujud.
Btw iman merupakan problem serius orang Kristen. Gak heran Tuhan bilang: “jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Luk 18:8).
Adakah di penghujung akhir jaman ini, menjelang kedatanganNya, orang Kristen yang berdoa sesuai FirmanNya, di dalam namaNya, dengan gigih berjuang dalam hingga apa yang dia minta benar-benar terwujud seperti janda pada perumpamaan janda vs hakim lalim itu?
Saya mendoakan orang sakit, banyak yang kesembuhannya terjadi hanya dalam hitungan menit, tapi tak jarang juga harus berkali-kali mendoakan, baru sembuh. Pernah ada yang baru sembuh total pada kunjungan ke-25, no obat no dokter. Dia sudah tidak mau lagi ke dokter, yang sudah memvonis nya tidak bakal sembuh.
Seandainya pada kunjungan ke-24 saya menyerah dan mulut saya bilang: maaf saya sudah berusaha mendoakan bapak, tapi ternyata kehendakNya adalah “tidak sembuh”, maka si sakit hingga kini tidak sembuh, gara-gara kebodohan saya. Bodoh adalah tidak mengerti kehendak Tuhan (Ef 5:17).
Saya bersyukur si sakit mau diajak “marathon” dan tetap gembira dan semangat sampai dia benar-benar sembuh. Dan terbukti berkat Kristus, janji Allah:”dengan bilur-bilurNya kamu sudah sembuh” (Yes 53:5, Mat 8:17, 1 Pet 2:24b) menjadi “ya” terhadap si sakit itu, bukan “tidak” atau “tunggu”.
Sayangnya banyak orang Kristen mulai luntur imannya tatkala sudah lebih dari 10-15 kali didoakan namun tidak ada tanda-tanda kesembuhan. Lalu mulutnya mulai menyalahkan Tuhan kendati dengan bahasa yang halus dan rohani :
”Penyakit ini dari Tuhan, dikirim untuk mendidik saya karena saya kurang taat; Tuhan punya rencana yang indah dengan penyakit ini; penyakit ini merupakan sarana saya agar bisa ketemu Tuhan Yesus” dan berbagai ucapan sampah lainnya. Imannya bergeser dari Firman kepada pengertian sendiri.
Atau menjadikan doa Tuhan Yesus di taman Getsemani sebagai alasan: “Tuhan Yesus aja tidak memaksakan kehendakNya kepada Bapa, masak saya maksa Tuhan minta sembuh”. Hey! Tuhan Yesus sudah tahu bahwa kehendak Bapa adalah Dia harus menjalani salib. Dari mana Yesus tahu?
Itu sudah tertuang di kitab-kitab Perjanjian Lama (PL). Namun sebagai manusia Tuhan Yesus juga mengalami ketakutan pada awalnya makanya dia bilang begitu kepada Bapa. Akan tetapi pada akhirnya Dia berserah kepada kehendak BapaNya, karena “Ada Tertulis” di PL.
Anda tidak memaksa Tuhan, tapi Anda memaksa sakit-penyakit/roh jahat untuk tunduk kepada kehendakNya. Apa kehendakNya alias “Ada Tertulis” terkait penyakit yang diderita anak-anakNya?
Terhadap murid-muridNya termasuk Anda dan saya, kehendakNya adalah: ”Sembuhkanlah orang sakit” (Mat 10:8. Luk 10:9). Kepada si sakit, kehendakNya adalah: “Aku mau jadilah engkau tahir (sembuh)” (Mark 1:42). Itulah kehendakNya, paksalah sakit penyakit untuk tunduk pada kehendakNya!
Namun sayangnya, karena
setelah didoakan berkali-kali tapi belum nampak adanya kesembuhan, umumnya si sakit lalu
mulai mengimani firman
manusia: “Tuhan belum tentu mau menyembuhkan saya”.
KehendakNya yang adalah: “Aku mau” jadi berseberangan dengan iman si sakit: “Tuhan belum tentu mau”.
Alhasil si sakit tidak kunjung sembuh, sesuai dengan apa yang dia imani: “Tuhan belum tentu mau menyembuhkan saya”. Karena Tuhan Yesus bilang :”jadilah kepadamu menurut imanmu” (Mat 9:29).
GBU.
Komentar
Posting Komentar