TELADAN “BURUK” PEREMPUAN KANAAN (3 - SELESAI)

Mengapa iman perempuan Kanaan/Siro Fenesia ini besar ("Hai ibu, besar imanmu,..”-- Mat 15:28)?

Perhatikan apa yang Tuhan Yesus katakan di kitab yang berbeda: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu” (Mark 7:29). Oh ternyata kata-katanya lah yang menjadi pembeda. Apa yang perempuan itu katakan sehingga dikatakan imannya besar?

Sebelum melihat konten perkataan perempuan itu, petama-tama Anda perlu sadari salah satu karakter iman adalah berkata.

Alkitab mengatakan: Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata (2 Kor 4:13).

Tidak ada orang yang tahu apa yang Anda yakini di dalam hati Anda, tapi itu akan tercetus melalui mulut Anda. Karena mulut Anda mencerminkan iman Anda. Tuhan Yesus bilang apa yang keluar dari mulut berasal dari hati (Mat 15:18).

Mulut orang sukses selalu mengeluarkan kata-kata positif yang intinya yakin bakal sukses. Orang gagal selalu memperkatakan hal negatif yang mempertegas keyakinannya akan gagal. Jika secara yakin dan konsisten diperkatakan, maka terjadilah apa yang masing-masing orang itu perkataan.

Perempuan yang sembuh dari sakit pendarahannya, terus-menerus berkata kepada dirinya sendiri: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh” (Mat 9:21, Mark 5:28) sampai ia menjamah jubahNya. Lalu terjadilah apa yang ia perkatakan: sembuh begitu dia memegang jubahNya.

Jika Anda menginginkan sesuatu, sejalan dengan upaya yang Anda lakukan, Anda juga memperkatakan Firman dengan yakin dan konsisten, maka terjadilah apa yang Anda perkatakan.

Sebaliknya, jika Anda alih-alih memperkatakan Firman tapi malah memperkatakan hal-hal yang negatif dengan iman, terjadilah juga apa yang Anda katakan. Tuhan bilang jadilah kepadamu menurut imanmu (Mat 9:29).

Anda yakin dengan bilur-bilurNya, Tuhan sudah menyembuhkan orang sakit yang Anda doakan, tapi begitu dokter mengatakan tipis harapan orang itu sembuh, Anda membuka mulut dan mengiyakan apa yang dikatakannya, Anda meruntuhkan iman yang sudah Anda bangun, dengan mulut Anda.

Tak heran terjadilah apa yang Anda katakan: orang yang Anda doakan itu tidak sembuh.

Lalu apa yang perempuan Kanaan itu katakan yang membuat imannya besar dan dipuji oleh Tuhan Yesus?

"Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak,” setelah sebelumnya Tuhan berkata: Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing" (Mat 15:26).

Apa istimewanya perkataan perempuan itu sehingga imannya dianggap besar? Ini tidak bisa dilepaskan dari kata-kata awal perempuan itu berdialog dengan Tuhan. Semua yang perempuan perkatakan itu in line dengan Firman:

“Yesus Anak Daud”: Yesus adalah Mesias yang Maha Kuasa; "Kasihanilah aku, ya Tuhan”: Yesus adalah Mesias yang Maha Kasih yang tidak akan menolak orang yang minta disembuhkan, karena tidak ada satu pun ayat yang menulis Yesus pernah menolak orang yang minta sembuh;

"Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak,”: walau Israel adalah umat kesayanganNya, Mesias yang Maha Kasih juga mengasihi bangsa-bangsa lain. Pasti bangsa-bangsa lain juga mendapat berkat.

Perkataan-perkataannya itu diucapkan dengan penuh keyakinan terhadap Tuhan Yesus dibarengi upayanya yang gigih, dari mulai berteriak-teriak, kemudian mendekat, lalu terakhir tersungkur menyembahNya. Perempuan itu tidak pernah menyerah sampai Tuhan mengabulkan doanya.

Perbuatan perempuan itu in line dengan ajaran Tuhan Yesus bahwa mereka tidak boleh jemu-jemu berdoa seperti janda dalam perumpamaan janda melawan hakim yang lalim. Janda adalah pihak yang lemah secara status sosial-ekonomi, hakim adalah pihak yang kuat.

Namun janda itu menggunakan apa yang ada padanya untuk memperjuangkan haknya, yakni mulutnya. Terus-menerus secara konsisten si lemah ini menyambangi si kuat, minta dibela perkaranya hingga hakim yang lalim itu akhirnya menjadi takut dan membela perkara si janda itu (Luk 18:1-8).

Sejalan dengan pengajaran Tuhan Yesus tersebut, perempuan Kanaan itu mendapatkan apa yang ia inginkan yakni anaknya sembuh, berkat konsistensinya dan kegigihannya.  

Karena salah satu karakter lain dari iman adalah gigih, konsisten, tidak perduli dengan perkataan orang lain, tidak perduli dengan apa yang dilihatnya, tidak ragu dan tidak takut malu, serta keras kepala meyakini FirmanNya hingga FirmanNya itu terwujud.

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1). Yang Anda harapkan harus ada dasarnya/substansi/materialnya. Yang Anda belum lihat harus ada buktinya.

Ibarat Anda membangun sebuah rumah, selain harus menggunakan material yang berkualitas (Firman Tuhan), Anda harus membangunnya secara konsisten dan gigih sampai rumah itu rampung (keinginan Anda terwujud).

Material yang berkualitas dan upaya yang konsisten merupakan dasar sekaligus bukti bahwa rumah itu (tinggal waktu saja) terwujud. Firman Tuhan dan kegigihan memperkatakan dan melakukan Firman itu merupakan dasar dan bukti bahwa Firman itu (soal waktu saja) terwujud.

Pertanyaan menarik: mengapa Yesus yang awalnya “tidak mau” menyembuhkan tetapi karena melihat iman perempuan itu, akhirnya kehendakNya “berubah” jadi mau menyembuhkan?

Dengan kata lain mengapa kehendak Tuhan bisa “dikalahkan” oleh keinginan manusia?

Jawabannya: Tidak ada kehendakNya yang berubah. KehendakNya kekal, ya dan amin.

FirmanNya mengatakan “Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga” (Mzm. 119:89). Tuhan Yesus juga bilang: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Mat 24:25, Mark 13:31, Luk 21:33).

KehendakNya adalah mau menyembuhkan: “Aku mau, jadilah engkau tahir” (Mark 1:41). Itu bukan kehendak yang temporer dan berlaku hanya bagi si kusta, tapi sifat alamiahNya/naturNya selaku Yehova Rapha, Allah yang menyembuhkan siapapun, sampai kapanpun. Dengan catatan, ada iman.

Lalu kenapa Dia awalnya “tidak mau” menyembuhkan anak perempuan itu? Karena Dia hanya diutus kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Jadi bangsa-bangsa lain tidak boleh disembuhkan? Tidak juga. Lho? Perhatikan perkataan Tuhan Yesus:

“Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing" (Mark 7:27). Tuhan bilang “Biarlah anak-anak kenyang dahulu” artinya ini hanyalah skala prioritas. Bangsa lain akan menerima setelah Israel dapat dulu.

Yesus fokus kepada bangsa Yahudi, bangsa-bangsa lain itu garapan murid-muridNya terutama Paulus. Tetapi problemnya, alih-alih anak-anak itu kenyang akan roti, mereka malah menolak Roti Hidup itu.

Bangsa Yahudi menolak Yesus, dan bangsa-bangsa lain bukan hanya menerima “remah-remah yang dijatuhkan anak-anak”, tetapi malah memperolah berkat keselamatanNya. Alhasil  Our daily bread (kesembuhan) itu juga akan dinikmati juga oleh bangsa-bangsa lain.

Jadi begitu perempuan itu menjawab: ”Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak,..” Bingo! Jawaban pamungkas inilah yang ditunggu oleh Tuhan Yesus, karena perempuan itu mengimani kehendakNya.

Satu hal lagi yang perlu dicatat, Tuhan Yesus adalah Pribadi yang konsisten dengan Firman yang diucapkan Nya. Melihat perempuan ini memiliki iman, Tuhan Yesus tidak menghalangi perempuan ini mendapatkan apa yang dia inginkan.

Karena keinginan perempuan itu sesusai dengan kehendakNya: ”jadilah kepadamu menurut imanmu” (Mat 9:29) maka akan terjadilah seperti apa yang dia inginkan.

Jadi jika Anda mengimani “dengan bilur-bilurNya kamu sudah sembuh” (Yes 53:5, Mat 8:17, 1 Pet 2:24b), Tuhan akan mengijinkan kesembuhan itu terjadi, karena kesembuhan itu memang kehendakNya, selain iman itu juga kehendakNya, yang juga adalah mekanisme buatanNya.

Iman adalah tool sederhana bikinan Nya, agar Anda bisa melaksanakan kehendakNya. How sederhana is iman? Simpel: yakini FirmanNya, perkatakan FirmanNya dan lakukan FirmanNya dengan konsisten dan pantang menyerah. Maka FirmanNya akan terwujud.

Jika Anda mengimani FirmanNya, tetapi faktanya tidak terjadi apa yang Anda imani, hanya dua saja jawabannya: Tuhan Yesus yang tidak konsistenkah, bilangNya dengan iman bisa tapi faktanya tidak bisa apalagi lantaran Tuhan sendiri yang menghalangi?  

Atau,

Anda merasa sudah beriman padahal tidak (Anda tidak konsisten, tidak bertahan, tidak gigih dan gampang menyerah terhadap FirmanNya), sehingga tidak terjadi apa yang Anda harapkan,

(tapi sayangnya Anda menyalahkan Tuhan sebagai pihak yang menghalangi, walau pernyataan Anda dibungkus dengan hikmat manusia yang manis dan rohani: Tuhan berdaulat untuk melakukan apa saja kehendakNya sebebas-bebasnya)?

GBU. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

- TUHAN BERDAULAT UNTUK MENYEMBUHKAN ATAU TIDAK MENYEMBUHKAN ANDA. BENARKAH?

TERBIASA MENGALAHKAN SINGA

”DENGAN BILUR-BILURNYA KAMU SUDAH SEMBUH.” SEMBUH DARI APAKAH YANG DIMAKSUD? BACA COMMENTARY!