TELADAN “BURUK” PEREMPUAN KANAAN (2)

(Referensi: Matius 15:21-28 dan Markus 7:24-30)

Perempuan Kanaan/Siro-Fenesia memohon kesembuhan anaknya kepada Tuhan Yesus dengan cara yang kurang santun, kurang peka, cenderung mendesak dan bahkan memaksakan keinginannya kepada Tuhan Yesus, tapi anehnya dia malah memperoleh apa yang dia inginkan yakni anaknya sembuh.

Bukan cuma itu, lebih aneh lagi Tuhan Yesus pun memuji perempuan itu imannya besar. Hanya dua manusia yang dipuji imannya besar oleh Tuhan Yesus. Menariknya kedunya orang kafir yakni perwira Romawi (Mat 8:10, Luk 7:9) dan perempuan ini.

Bagaimana penjelasannya?

Pertama-tama, perhatikan statement terakhir Tuhan Yesus kepada perempuan itu: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki” (Mat 15:28) dan “Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu" (Mark 7:29).

Dengan mengatakan: "Hai ibu, besar imanmu,..” Tuhan melihat upaya perempuan itu dalam memohon kesembuhan anaknya kepada Tuhan Yesus adalah sebuah tindakan yang berdasarkan iman.

Dan karena imannya besar, terkabulah keinginannya, seperti Tuhan pernah bilang: “jadilah kepadamu menurut imanmu” (Mat 9:29).

Dua pertanyaan penting:1. Apa yang dia imani? 2. Mengapa imannya dianggap besar?

Untuk menjawab  pertanyaan “apa yang dia imani?” Anda harus ingat kata Alkitab bahwa iman datang dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus (Roma 10:17). Tanpa Firman Kristus, tidak akan pernah ada iman kepada Kristus.

Karena hanya oleh kuasa Firman lah orang yang mendengarnya digerakkan oleh Roh Kudus untuk memperhatikan Firman itu lebih fokus, lalu mencernanya dengan lembut, mengendapkannya dalam pikirannya baru kemudian mempercayainya lalu melakukannya, jadilah iman.

Firman Kristus yang mana, bukankah kitab-kitab Injil belum ditulis pada saat itu? Segala tulisan di dalam Alkitab termasuk di dalam Perjanjian Lama (PL) sejatinya adalah Firman Kristus karena Yesus adalah Firman Allah dalam rupa manusia.

Firman yang mana di dalam PL yang diimani oleh perempuan itu? Perempuan itu berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita" (Mat 15:22).

Dengan menyebut Yesus sebagai “Anak Daud”, perempuan ini mengakui keilahian dan kemahakuasaan Tuhan Yesus selaku Mesias yang dijanjikan di dalam PL, yang adalah keturunan Daud. Jadi perempuan ini benar-benar membaca kitab-kitab PL?

Jelas tidak, wong dia orang kafir. Lalu tahu dari mana Yesus adalah Anak Daud? Informasi tentang “Yesus Anak Daud” tentunya sudah banyak beredar di kalangan rakyat, bahkan meluber sampai ke negeri seberang.

Yesus yang adalah mega bintang pada saat itu, kedatanganNya selalu dinanti-nanti. Orang sangat terpikat mendengar kotbahNya, orang ingin sekali disembuhkan olehNya. Informasi tentang siapa dan bagaimana Dia sudah sangat tersebar luas.

Terbukti walau Dia tidak mau bahwa ada orang yang mengetahui kehadiranNya di Tirus, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan (Mark 7:24).

Selain mempercayai Yesus adalah Anak Daud alias Mesias yang Maha Kuasa, perempuan ini juga percaya bahwa Yesus adalah Maha Kasih sehingga Yesus tidak akan pernah menolak orang yang minta disembuhkan.

Jadi perempuan ini mengimani Yesus tidak bakalan menolak permintaanya agar anaknya sembuh? Yes. Tahu dari mana? Tentunya juga dari informasi yang beredar saat itu. Informasi tersebut in line dengan Firman di dalam keempat kitab Injil yang baru ditulis belakangan.

Masak Yesus tidak pernah menolak orang yang minta sembuh? Silakan Anda cek, tidak ada satu pun ayat di dalam Alkitab yang menulis Yesus pernah menolak orang yang minta disembuhkan. Semua orang yang minta sembuh, disembuhkanNya.

Yang tercatat justru malah Yesus sendiri yang ditolak oleh orang-orang sekampungnya, juga oleh imam-imam kepala, orang Farisi dan ahli Taurat.

Yesus juga tidak pernah Ia menyuruh mereka yang belum kebagian disembuhkan untuk pulang dan datang lagi keesokan harinya. Jika di suatu tempat ada 357 orang sakit, maka “Ia menyembuhkan mereka semuanya” (Mat 12:15), tuntas hari itu juga. Makanya ga heran Yesus pun kadang kelelahan.

Tidak pernah pula Yesus minta syarat kepada orang-orang yang minta sembuh, misalnya harus hidup kudus dulu, kasih perpuluhan dulu, hafal Taurat dulu, rajin ke sinagoga dulu, baru Ia sembuhkan, tidak.

Semua orang yang Tuhan Yesus sembuhkan belum ada yang lahir baru. Semuanya orang berdosa. Hanya setelah sembuh --jika sakit itu disebabkan oleh dosa-- ya jangan berbuat dosa lagi (Yoh 5:14).

Nah terhadap kedua hal inilah yakni pertama, Yesus selaku Mesias Anak Daud yang Maha kuasa mampu menyembuhkan orang sakit; dan ke-dua, Yesus selaku Allah yang Maha Kasih tidak bakalan menolak orang yang minta sembuh, iman perempuan Kanaan itu bertumpu.

Kedua hal yang dia imani tersebut _in line_ dengan FirmanNya, jadi dia tidak mengimani informasi yang hoax. Informasi hoax seperti apa misalnya? Misalnya: Yesus memang Mesias yang Maha Kuasa tapi belum tentu Dia mau menyembuhkan. Tidak.

Kalo info ini yang ia pegang, ia pasti sudah mundur dan pulang sejak pertama kali Yesus tidak meresponi permintaannya. Kenapa? Karena iman nya adalah: Yesus belum tentu mau menyembuhkan, dan fakta yang ia dapati sama dengan apa yang ia imani.  

Banyak orang Kristen jaman now tidak sembuh bukan karena tidak punya iman. Mereka punya iman bahkan besar iman mereka, tapi kenapa ga sembuh? Problemnya, apa yang mereka imani? Maksudnya, konten iman mereka apa? In line dengan Firman Kristus kah atau firman manusia?

Kalo mereka mengimani Yesus Maha Kuasa tapi belum tentu mau menyembuhkan, itu jelas bukan iman yang berlandaskan pada Firman Kristus. Karena kepada orang kusta yang minta sembuh,  Yesus  mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya:

"Aku mau, jadilah engkau tahir" (Mark 1:42). “Aku mau” dalam bahasa aslinya bukan merupakan kehendak yang sifatnya temporer: ”ayo mumpung Aku mau, besok belum tentu Aku mau”, bukan.

Melainkan sifat alamiahNya yang kekal, selaku Allah yang ingin selalu menyembuhkan, seperti ada tertulis: “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu” (Maz 103:2-3).

Jadi jika Tuhan Yesus berkehendak: "Aku mau, jadilah engkau tahir (/sembuh)" tapi si sakit mengimani: ”Tuhan belum tentu mau menyembuhkan aku” ya jangan harap sembuh, karena apa yang ia imani tidak  match dengan kehendakNya.

Begitu didoakan hingga kunjungan yang ke-15 tapi belum nampak tanda-tanda kesembuhan, iman mereka jadi tambah teguh: Tuhan Yesus memang tidak mau menyembuhkan, maka jadilah apa yang mereka imani.

Kalo si sakit mengimani bahwa penyakit adalah pemberian dari Tuhan untuk mendidik atau mengajar dia, ya jangan heran dia tidak sembuh atau lama sembuh. Kenapa?

Karena itu bertentangan dengan Firman yang mengatakan bahwa yang mengajar/mendidik dia adalah Firman (2 Tim 3:16) dan Roh Kudus (Yoh 14:26), bukan sakit penyakit. Lagipula kalo penyakit adalah pemberian Tuhan, harus dihargai dong. Biarkan penyakit itu bercokol, jangan minta sembuh.

Kalo si sakit mengimani bahwa penyakit nya itu adalah sarana bagi dia untuk bertemu Kristus, lantaran dia sudah tua, sudah sarat pelayanan dan kini rindu bertemu denganNya, ya percuma Anda doakan sedemikan hebatnya agar dia sembuh.

Jadi bukan masalah beriman atau tidak beriman, tapi apa yang dia imani? Firman Kristuskah, atau firman manusia? Karena apa yang Anda imani, itu yang akan terjadi: Jadilah kepadamu menurut imanmu (Mat 9:29).

Btw banyak orang Kristen bilang, Tuhan Yesus berdaulat penuh untuk menyembuhkan dan tidak menyembuhkan. Itu betul. Tuhan Yesus berhak untuk tidak menyembuhkan mereka. Tapi mereka lupa bahwa sejak mereka lahir baru, status mereka adalah anak-anak Bapa.

Bapak mana di dunia ini yang kalo anaknya guling-gulingan di lantai menahan sakit, tetap cuek tidak mengambil tindakan apa pun, berkata: ”selaku orang tuanya, saya berhak untuk membawa atau tidak membawa anak saya ke dokter.” Bisa dipastikan itu bapak tiri atau bapak gila.

Jika bapak duniawi tidak begitu, “..apalagi Bapa di sorga. Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Mat 7:11). Minta sembuh itu hal yang baik. Tentu Bapa di sorga akan mengabulkannya. Tapi kenapa banyak anak-anakNya yang tidak sembuh?

Problemnya, Bapa di sorga itu Allah yang Maha Benar. Sebagai Pribadi Maha Benar, Beliau tidak mungkin melanggar FirmanNya sendiri, yang dikatakan oleh Tuhan Yesus: ”Jadilah kepadamu menurut imanmu” (Mat 9:29).

Jadi tanpa iman –entah iman si sakit atau iman yang mendoakan-- tidak mungkin Bapa menyembuhkan si sakit, karena itu melanggar FirmanNya sendiri. Itu yang tidak disadari oleh banyak orang Kristen.

Ok kembali ke pertanyaan ke-dua: Mengapa iman perempuan Kanaan itu dianggap besar oleh Tuhan Yesus?

Sampai besok

GBU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

- TUHAN BERDAULAT UNTUK MENYEMBUHKAN ATAU TIDAK MENYEMBUHKAN ANDA. BENARKAH?

TERBIASA MENGALAHKAN SINGA

”DENGAN BILUR-BILURNYA KAMU SUDAH SEMBUH.” SEMBUH DARI APAKAH YANG DIMAKSUD? BACA COMMENTARY!